Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut telah menangani lima persidangan kasus dugaan pelanggaran kode etik pegawai KPK. Sebanyak dua di antaranya merupakan kasus perselingkuhan.
Anggota Dewas KPK, Albertina Ho, mengungkapkan, total ada 26 pengaduan dugaan pelanggaran kode etik sepanjang 2022. Dia menyebut, tiga pengaduan dinyatakan cukup bukti dan telah disidangkan.
"Dari 26 laporan pengaduan etik itu, dapat kami sampaikan bahwa tiga pengaduan dinyatakan cukup bukti untuk dilanjutkan ke sidang etik, 20 pengaduan tidak cukup bukti untuk dilanjutkan ke sidang etik. Lalu, tiga pengaduan itu masih proses pengumpulan bahan keterangan," kata Albertina di kantornya, Kuningan, Jakarta Selatan, dikutip pada Selasa (10/1/2023).
Baca Juga: KPK Sita Rp8 Miliar Terkait Korupsi Pembangunan Gedung DPRD Morowali Utara
"Kalau kita lihat penyelenggaraan sidang etik untuk tahun ini, ada lima, katakanlah berkas perkara. Karena yang dua ini adalah laporan tahun lalu dan ini baru disidangkan tahun 2022," imbuhnya.
Albertina mengakui, pihaknya juga turut menyidangkan dua kasus perselingkuhan pegawai KPK sepanjang 2022. Kini, pegawai lembaga antirasuah tersebut telah dijatuhi sanksi berupa permintaan maaf.
"Perselingkuhan ini ada dua orang insan komisi yang diperiksa, mereka berdua ini, dinyatakan melanggar ketentuan menyadari sepenuhnya bahwa seluruh sikap dan tindakannya selalu melekat dalam kapasitasnya sebagai insan komisi. Dikenai sanksi sedang berupa permintaan maaf terbuka tidak langsung," ungkapnya.
Albertina mengakui, pada 2022, tren kasus yang banyak ditangani dewas adalah kasus perselingkuhan.
Baca Juga: Usut Kasus Lukas Enembe, KPK Sudah Periksa 65 Saksi hingga Geledah Sejumlah Lokasi
"Mungkin teman-teman media kok banyak selingkuhnya, Bu? Ini juga saya tidak tahu, kebetulan saja ini di tahun 2022 lagi ngetren, saya nggak ngerti juga tapi ada perselingkuhan," pungkas Albertina.
