Cenderung Menunggu Putuskan Capres, KIB Harus Perhatikan Dinamika Internal

- Rabu, 3 Agustus 2022 | 20:50 WIB
Airlangga Hartarto (tengah) bersama Zulkifli Hasan (kiri) dan Suharso Monoarfa (kanan) menandatangani nota kesepahaman dibentuknya KIB. (ANTARA/Rivan Awal Lingga)
Airlangga Hartarto (tengah) bersama Zulkifli Hasan (kiri) dan Suharso Monoarfa (kanan) menandatangani nota kesepahaman dibentuknya KIB. (ANTARA/Rivan Awal Lingga)

Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat memandang Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih belum sepenuhnya solid, karena cenderung masih menunggu dan melihat perkembangan kondisi politik sebelum Pemilu 2024.

“Jadi KIB sendiri masih belum solid saya kira. Dia masih wait and see kecenderungan-kecenderungan politik yang terjadi ke depan," ujar Cecep kepada wartawan, Rabu (3/8/2022).

Cecep menuturkan hal itu terjadi karena dinamika di internal Partai Golkar masih sangat kuat, sehingga berpotensi mengancam masa depan kepemimpinan Ketua Umum Airlangga Hartarto.

Golkar sendiri mengajukan nama Ketum Golkar Airlangga Hartarto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Meski demikian, Cecep menduga Golkar bisa saja berubah jelang pendaftaran capres-cawapres pada Pilpres 2024.

“Jadi kalau pun sekarang muncul, dari tiga partai itu, peraih suara tertinggi kan Golkar. Mau tak mau, biasanya partai yang lebih banyak yang mengajukan sebagai calon," tambahnya.

Sementara itu, Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Khoirul Umam mengatakan, dinamika di internal Partai Golkar masih sangat kuat, sehingga berpotensi mengancam masa depan kepemimpinan Airlangga Hartarto, termasuk juga konstelasi politik di KIB.

“Golkar merupakan partai politik yang dihuni oleh berbagai macam gerbong kekuatan politik yang tidak tunggal. Akibatnya, masing-masing kekuatan akan saling mengintai dan saling serang,“ ucapnya.

Ia menyontohkan pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo menegaskan bahwa Airlangga adalah capres pilihan dari Partai Golkar. Namun menurut Umam, ucapannya ini bisa mengunci Airlangga. 

“Dalam konteks ini, statemen Bamsoet tentang pencapresan Airlangga ini merupakan strategi untuk mengunci langkah Airlangga yang sebenarnya sedang menjalankan "time buying strategy" untuk menantikan dinamika hubungan Istana Presiden & PDIP dalam mencapreskan Ganjar Pranowo,” ungkap Umam. 

Baca Juga: Sudah Jalin Kerjasama, Cak Imin Pastikan PKB dan Gerindra Daftar ke KPU Bersamaan

Bamsoet, tutur Umam, melihat bahwa kubu Airlangga dan KIB yang mulai menarasikan pencapresan dan pencawapresan dari  internal partai. Jika pencapresan Airlangga dipaksakan, hal itu akan berdampak pada soliditas KIB sendiri. 

“Jika akhirnya Airlangga salah langkah, hal itu akan menjadi celah bagi Bamsoet untuk mengkudeta kepemimpinan Airlangga. Karena itu kubu Airlangga harus mengantisipasi kondisi ini,” tutup Umam lagi.

Tegaskan Capres

Wakil Ketua Umum partai Golkar Bambang Soesatyo atau Bamsoet menyatakan, bahwa calon Presiden yang akan diusung partainya adalah Airlangga Hartarto. Keputusan ini disebutnya pun sudah final.

“Airlangga Hartarto (Capres Golkar),” kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/8/2022).

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X