Selain ulasan mengenai penyebaran virus korona dan jumlah korban meninggal yang terus bertambah, beredar pula informasi bahwa Tiongkok membangun rumah sakit secepat kilat untuk menampung para pasien.
Tiongkok diklaim berhasil membangun rumah sakit setinggi 57 lantai, hanya dalam waktu 19 hari saja. Informasi ini juga dikomentari oleh mantan anggota DPR Budiman Sudjatmiko.
RUAAAARRRR.. BIASAAA..????
— IGuana (@Luana0119411577) January 29, 2020
CHINA Baru Saja Bangun Rumah Sakit 57 Lantai,
Khusus Untuk Pasien Virus Corona..
Dalam Waktu 16 Jam Menyelesaikan Lantai Pertama, dan 19 Hari Selesai 57 Lantai Termasuk Listrik, Air dan Semua Peralatan Rumah Sakit...#VIRUS_CORONA @ANDRE_OCTA_ pic.twitter.com/Swq5D4rvDc
"China itu negara otoriter yg lentur & meritokratis, AS itu negara demokrasi liberal yg lentur & meritokratis. Indonesia negara demokrasi liberal yg kaku & birokratis. Mana yg bisa mengejar kemajuan dgn cepat? Yg lentur & meritokratis..." tulis Budiman di akun Twitternya.
Politisi PDIP ini juga memuji Tiongkok yang berhasil mengubah masalah menjadi peluang. Sentimen virus korona yang negatif, mereka ubah jadi kesempatan memperlihatkan keunggulan teknik dan kelenturan birorkasi dalam menghadapi krisis.
"Ini mengingatkanku pd ucapan Winston Churchill bahwa politisi hebat adalah yg dlm keadaan kalah & terpuruk, dia mampu membuat pidato yg menggetarkan. Elegan dlm tekanan..Aku doyan banget motto di video tadi: "SMART IS NEW SEXY!!" Orgasme aku dibuatnya!!" sambungnya.
Sialan, China! Dari problem, ia ubah jd peluang. Dari sentimen #coronarovirus yg negatif, ia UBAH u/ mempertontonkan pd dunia KEUNGGULAN TEKNIK & KELENTURAN BIROKRASI mereka menghadpi krisis. Manajemen Bandung Bondowoso yg di kita jd MITOS, di sana jd ETOS
— Budiman Sudjatmiko (IG: budimaninovator) (@budimandjatmiko) January 29, 2020
Namun, benarkah Tiongkok berhasil membangun rumah sakit untuk menampung pasien korona secepat itu? Faktanya, video yang beredar tersebut bukanlah pembangunan rumah sakit.
Proyek itu adalah pembangunan gedung pencakar langit “Mini Sky City” di Changsha pada tahun 2015. Dilansir dari The Guardian, perusahaan yang mengerjakan proyek itu adalah Broad Sustainable Building.
Kala itu, Wakil Presiden Perusahaan, Xiao Changgeng membanggakan bahwa pekerja proyek gedung Mini Sky City bisa menyelesaikan tiga lantai dalam sehari, menggunakan metode modular.
Terkait rumah sakit untuk menampung pasien korona, memang sedang dikerjakan. Tapi, tidak sampai 57 lantai melainkan hanya 2 lantai saja, seperti dilaporkan oleh South China Morning Post.
Ada dua rumah sakit yang dibangun dan keduanya berlokasi di Wuhan. Yang pertama memiliki luas 25 ribu meter persegi dan telah dikerjakan sejak 25 Januari 2020. Ditargetkan, rumah sakit berkapasitas 1.000 tempat tidur ini bisa beroperasi pada 3 Februari.
[SALAH] "CHINA Baru Saja Bangun Rumah Sakit 57 Lantai"
— MAFINDO (@TurnBackHoax) January 29, 2020
Video proses pembangunan Gedung "Mini Sky City" pada tahun 2015. BUKAN Rumah Sakit, TIDAK ADA kaitannya dengan Virus Corona.
Selengkapnya di https://t.co/noOeYkdyVa #LawanHoax pic.twitter.com/VuG6t4AfQg
RS kedua memiliki luas 30 ribu meter persegi dengan kapasitas 1.300 tempat tidur. RS ini juga dibangun pada 25 Januari 2020, dan ditargetkan selesai pada 3 Februari 2020.