PSBB di Jakarta, DPRD DKI: Jalan Protokol Sepi, Jalan Kampung Ramai

- Senin, 27 April 2020 | 15:30 WIB
Kiri: Jalan Sudirman sepi saat PSBB (INDOZONE/Arya Manggala), Kanan: Jalan kampung di kawasan Cipinang Muara. (Instagram/@jktinfo).
Kiri: Jalan Sudirman sepi saat PSBB (INDOZONE/Arya Manggala), Kanan: Jalan kampung di kawasan Cipinang Muara. (Instagram/@jktinfo).

Wakil Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD DKI Jakarta, Dedi Supriadi, mengatakan rendahnya kedisiplinan untuk menerapkan physical distancing dan tetap di rumah bagi masyarakat di DKI bisa mengancam keberhasilan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Bahkan, PSBB tidak akan efektif tekan kasus virus corona (Covid-19).

"Hal ini dikarenakan, sudah diketahui bersama penyebaran Covid-19 adalah lewat kontak fisik orang per orang, yang hal itu sangat dimungkinkan bila terjadi kerumunan," kata Dedi Supriadi di Jakarta, Senin (27/4/2020).

Menurut Dedi, pada penerapan PSBB periode pertama di DKI Jakarta terlihat percepatan pertambahan pasien dengan positif (PDP) berkurang dari sebelum diberlakukan PSBB. Hal ini merupakan kabar gembira. Namun di sisi lain pertambahan secara total jumlah pasien terpapar virus corona (Covid-19) grafiknya belum melandai.

"Untuk itu Pemprov DKI Jakarta perlu mengevaluasi penerapan PSBB terutama di daerah-daerah padat penduduk dan juga perkampungan pada umumnya," ujarnya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by JAKARTA INFO (@jktinfo) on

Dedi menerangkan, Jakarta terlihat sepi penduduk hanya di jalan-jalan protokol jalan nasional dan juga daerah perkantoran, seperti di sekitar Jalan MH Thamrin, Sudirman dan Rasuna Said. Sementara ketika memasuki daerah-daerah perkampungan atau padat penduduk maka PSBB seperti tidak terawasi atau diindahkan.

Karena itu, Pemprov DKI harus meningkatkan lagi pengawasan penegakan PSBB ini dengan menurunkan aparat di lapangan terutama pada daerah-daerah padat. Atau juga saat masyarakat sering keluar rumah untuk berinteraksi atau melakukan kegiatan perdagangan. Khusus di bulan Ramadan, masyarakat sering mengabaikan aturan jaga jarak dan menggunakan masker di waktu sore hari. 

"Bukan untuk mematikan perekonomian masyarakat kecil, tetapi kita tahu sangat banyak warga Jakarta yang berkorban bekerja, belajar dan beribadah dari rumah, tapi di sisi lain masih ada warga tidak disiplin dan kemudian menjadi potensi penyebaran Covid-19. Jangan sampai pengorbanan masyarakat yang menegakkan aturan itu jadi sia-sia karena kurangnya upaya pendisiplinan di lapangan," tuturnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X