Belakangan ini, wawancara yang dilakukan oleh Najwa Shihab dengan Presiden Jokowi menjadi perbincangan publik. Pernyataan Jokowi terkait penanganan wabah COVID-19 di Indonesia menjadi sorotan.
Jokowi sempat bikin heboh publik karena pernyataannya soal perbedaan pulang kampung dan mudik.
Dalam wawancara tersebut, Najwa Shihab juga menyinggung soal sikap Menteri Kesehatan, Terawan yang dinilai menggampangkan wabah COVID-19.
"Ini flu biasa akan sembuh sendiri (mengutip pernyataan Terawan soal COVID-19). Jadi ada kesan menganggap ini bukan masalah serius. Apakah betul kesan itu?" tanya Najwa.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Jokowi mengatakan bahwa pihaknya tidak ingin grusa-grusu dalam penanganan wabah tersebut.
"Ini virus berbahaya sangat berbahaya tetapi bisa dicegah dan dihindari. Tapi kita tidak ingin membuat kebijakan itu dengan cara grusa-grusu yang ini dinilai oleh publik lamban di situ," jawab Jokowi.
Dia juga menyesalkan anggapan publik soal laboratorium Kementerian Kesehatan yang diragukan untuk tes PCR.
“Kemudian di awal laboratorium Kementerian Kesehatan diragukan enggak bisa untuk tes PCR, di awal kan begitu. Padahal kita sudah coba bolak-balik. Banyak ahli bilang itu tidak layak untuk melakukan uji PCR. Jangan seperti itulah," ujar Jokowi.
Najwa kemudian melemparkan pertanyaan selanjutnya mengenai kinerja Terawan selama masa menjabat menjadi Menteri Kesehatan.
Pasalnya, selama ini publik kerap mengkritik kinerjanya yang dinilai lamban, terutama dalam penanganan pandemi COVID-19.
"To the point Pak Jokowi, bagaimana penilaian Bapak atas kinerja Meneteri Kesehatan?" tanya Najwa.
Namun, Jokowi justru memberi jawaban di luar dugaan. Dia justru sama sekali tidak mengeluarkan kritikan untuk Terawan. Menurutnya, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.
“Tidak ada yang sempurna di dunia ini, tidak ada yang sempurna. Jadi kalau ada yang mengatakan, masyarakat ada yang kecewa itu wajar. Wajar setiap pekerjaan ada yang menilai, setiap keputusan ada risikonya,” kata Jokowi.
