Sikap Korea Utara yang merespon latihan militer Amerika Serikat dan Korea Selatan, dengan melakukan empat kali ujicoba penembakan rudal dalam waktu kurang dari dua minggu dikritisi pihak Korea Selatan. Korea Utara dinilai menyentuk level berbahaya.
Terbaru, Korea Utara kembali melakukan ujicoba penembakan rudal pada Selasa (6/8/2019) pagi waktu setempat. Dalam ujicoba ini, rudal yang ditembakan mampu mencapai jarak 450 km dengan ketinggian 37 km.
Dilansir Reuters, Selasa (6/8/2019), Juru Bicara Kementerian Korea Utara seperti dirilis Kantor Berita KNCA mengatakan, negerim pimpinan Kim Jong-un tersebut tetap menjaga komitmen diplomasi dengan Amerika Serikat hingga akhir tahun 2019.
Harapannya, Negeri Paman Sam akan melunakkan kebijakan sanksi dan tekanan politik kepada Korea Utara, terkait senjata nuklir dan program rudal balistik Korea Utara. Menurutnya, ujicoba yang dilakukan berulang kali merupakan 'peringatan' terhadap Amerika Serikat dan sekutunya.
"Jika mereka (Washington dan Seoul) mengabaikan peringatakan berulang kali, kami akan membuat mereka membayar dengan harga yang mahal," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara.
Korea Utara, seperti dimuat Reuters, dalam laporan PBB pada Senin (5/8/2019), diketahui terus meningkatkan program nuklir dan rudal balistiknya, yang didanai dengan melakukan serangan siber, untuk mencari dana hingga $ 2 miliar dolar Amerika Serikat.
Untuk diketahui, dengan mampu terbang hingga 450 km dengan ketinggian 37 km, Pakar militer Universitas Kyungnam Kim Dong-yub mengatakan, hal tersebut merupakan kemajuan yang mengejutkan sekaligus mengkhawatirkan. Sebab, rudal tersebut mampu menjangkau seluruh wilayah Korea Selatan.
