Perjuangan Pasien Positif Corona Melawan Kesendirian, Ceritakan Sedihnya di Kamar Isolasi

- Senin, 4 Mei 2020 | 16:56 WIB
Kiri: Riki Permana, pasien positif corona yang jalani isolasi diri. (screenshoot/YouTube/Najwa Shihab). Kanan: Ilustrasi pasien diperiksa petugas medis. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Kiri: Riki Permana, pasien positif corona yang jalani isolasi diri. (screenshoot/YouTube/Najwa Shihab). Kanan: Ilustrasi pasien diperiksa petugas medis. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi corona, harus mengikuti prosedur pemerintah  untuk melakukan isolasi diri. Namun tentu saja, isolasi diri bukan lah yang mengenakkan.

Pasalnya, orang tersebut harus membatasi interaksi dengan dunia luar sembari terus berjuang untuk melawan virus corona yang masuk ke dalam tubuhnya. Tentu ini bukanlah hal yang mudah.

Dalam kanal YouTube Najwa Shihab yang bertajuk "Cerita Pandemi: Sembuh dari Corona Butuh Perjuangan Bersama", sejumlah pasien menceritakan tentang pengalamannya saat menjalani isolasi diri karena positif corona.

1. Riki Permana

-
Riki Permana, pasien positif corona yang jalani isolasi diri. (screenshoot/YouTube/Najwa Shihab)

Per 14 April 2020 adalah hari ke-38 bagi Riki menjalani isolasi diri. Hari-hari yang ia lewati di ruang isolasi dilakukan dengan sendiri. Riki menuturkan, isolasi diri adalah pengalaman terlamanya dirawat di rumah sakit.

"Buat saya sih ini pengalaman dirawat di rumah sakit paling lama ya," ujar Riki.

Riki mengatakan bahwa ia sudah menjalani lima kali swab tes dan hasilnya positif semua. Ia sendiri bahkan heran kenapa virus corona bisa begitu kuat melekat di tubuhnya.

Riki yang menjalani isolasi dir RSU Gunung Jati menuturkan bahwa ia adalah pasien nomor 10 di Kota Cirebon dan manejadi pasein pertama yang dinyatakan pasien positif corona.  Ia mengaku bingung kenapa bisa tertular virus corona. Pasalnya, ia tak merasakan gejala virus corona.

Riki mengatakan bahwa berada di ruang isolasi seorang diri adalah momen yang sangat menyedihkan untuknya. Meskipun rumah sakit menyediakan banyak fasilitas, namun isolasi bagi Riki tetap saja tak mengenakkan.

Riki menuturkan, di tengah wabah corona seperti sekarang ini, orang-orang lebih banyak terfokus pada pengobatan fisik saja. Padahal menurutnya, aspek psikologis tak boleh dilupakan oleh pasien agar proses penyembuhan lebih cepat.

"Artinya bukan hanya pengobatan fisik saja, tapi juga pengobatan mentalnya juga. Ini satu kesatuan, tidak bisa dipisah," tutur Riki.

2. Ma'arifatul Nur Hikmah

-
Ibu Ma'arifatul Nur Hikmah, pasien positif corona yang jalani isolasi diri. (screenshoot/YouTube/Najwa Shihab)

Hikmah bukanlah pasien corona, justru sang ibunda lah yang positif terpapar virus corona. Hikmah menceritakan bahwa momen saat sang ibu harus menjalani isolasi adalah hal menyedihkan baginya.

Pasalnya, ia yang baru saja pulang bekerja dari luar negeri berharap bisa bertemu dengan sang ibu. Namun, harapannya pupus saat tau  sang ibu harus diisolasi.

"Tapi belum lama kami bertemu kembali, kami masih harus dipisahkan lagi oleh wabah virus corona ini," ujar Hikmah dengan nada terbata-bata.

Hikmah mengatakan, ia selalu merasa sedih saat sang ibu mengungkapkan bahwa ia sangat kesepian di rumah sakit.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X