Gelar Mukernas, Ini Yang Dibahas PPP Muktamar Jakarta

- Minggu, 1 Desember 2019 | 16:36 WIB
Pembukaan Mukernas V PPP Muktamar Jakarta. (Mula Akmal)
Pembukaan Mukernas V PPP Muktamar Jakarta. (Mula Akmal)

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muktamar Jakarta, Humphrey Djemat menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) V. Fokus pembahasan Mukernas kali ini adalah penyatuan PPP.

Mengangkat tema 'Meretas Jalan untuk Pemimpin PPP yang Kuat dan Terpercaya', Mukernas kali ini diharapkan olehnya mampu menemukan jalan islah dari dualisme PPP kubu muktamar Jakarta yang dipimpinnya, dengan PPP hasil muktamar Pondok Gede dengan Ketua Umum Suharso Monoarfa.

"Mukernas ini sangat strategis, karena baru pertama kali inilah Mukernas membicarakan mengenai penyatuan PPP. Tidak pernah ada Mukernas sebelumnya yang membicarakan penyatuan PPP," ujarnya (30/11) usai membuka Mukernas V PPP di Hotel Red Top, Jakarta.

Humphrey menyatakan bahwa pihaknya tidak akan menyebutkan nama yang layak untuk menjabat ketua umum PPP setelah bersatu nanti.

"Kami tidak pernah mau menyebut nama, karena ini suatu proses. Tapi satu ukuran yang harus dipegang adalah untuk PPP menyatu dan besar adalah pemimpin yang terpercaya dan kuat," ungkapnya.

Selain itu, ia juga meminta agar kadernya menghiraukan pernyataan-pernyataan yang bernada negatif terkait upaya islah ini. Karena, sambungnya, akan selalu ada pihak-pihak yang tidak suka terhadap rencana ini.

Ditambahkan olehnya, muktamar bersama akan digelar setelah PPP Suharso mengadakan Mukernas 14 Desember 2019 mendatang. Humprey mengakui penyatuan tak memakan waktu sebentar, diharapkan ini bisa selesai sebelum Pilkada 2020.

"Sebelum April InsyaAllah kita harapkan sudah ada Muktamar bersama yang mempersatukan PPP, sehingga kita sudah siap menghadapi pilkada nanti Bulan September 2020," katanya.

Untuk diketahui, PPP mengalami perpecahan sejak 2014 silam, ketika KPK menetapkan Ketua Umum PPP saat itu, Suryadharma Ali, sebagai tersangka korupsi penyelanggaraan ibadah haji. Pengurus Pusat yang diinisiasi Romahurmuziy alias Romi saat itu sebagai sekretaris jenderal memecat Suryadharma. Sebaliknya, Suryadharma memecat Romi.

Kubu Romi kemudian menggelar Musyawarah Nasional (Munas) di Surabaya dan memilih dia sebagai ketua umum. Sementara itu, kubu Suryadharma menggelar munas di Jakarta dengan memilih Djan Farid sebagai ketua umum.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X