Penjelasan BMKG Soal Kemunculan Ratusan Cacing di Solo dan Pertanda Gempa

- Minggu, 19 April 2020 | 13:42 WIB
Ilustrasi gempa bumi (Pixabay)
Ilustrasi gempa bumi (Pixabay)

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan kemunculan ratusan cacing ke permukaan tanah di Solo, Jawa Tengah, belum dapat dipastikan sebagai pertanda akan terjadi gempa.

"Munculnya cacing di beberapa tempat di Solo, akhir-akhir ini, tampaknya belum dapat dikatakan sebagai petunjuk akan terjadi gempa," ujar Daryono dikutip Antara, Minggu (19/4/2020). 

"Fenomena cacing di daerah tersebut berdiri sendiri, tidak didukung bukti-bukti alamiah lain beserta data anomali prekursornya," sambung dia. 

Namun, dia menerangkan, isu kemunculan cacing yang dikaitkan dengan akan terjadinya gempa bukan tak berdasar.

Menurut dia, beberapa peristiwa gempa merusak di dunia, di antaranya memang diawali adanya gejala alamiah, berupa kemunculan cacing tanah secara massal.

-
Ilustrasi gempa. (Earth)

 

Di Taiwan, kemunculan cacing tanah dilaporkan pada 10 hari menjelang terjadinya gempa Chi Chi 1999. Pada peristiwa gempa Haicheng, China, 1975, beberapa hari sebelumnya juga dilaporkan adanya kemunculan cacing tanah yang sangat banyak ke permukaan tanah.

Beberapa sumber pustaka lain juga mengungkap fenomena kemunculan cacing tanah menjelang gempa, seperti kajian Chen dan kawan-kawan (2000), Rikitake (1979), Whitehead dan Ulusoy (2013), dan Liso dan Fidani (2014).

Menurut Grant dan Conlan (2015), kemunculan cacing tanah di permukaan menjelang gempa, terkait dengan anomali gelombang elektromagnetik frekuensi rendah. Munculnya anomali ini dilaporkan terjadi beberapa hari sebelum gempa bumi.

Dalam sebuah penelitian yang mengkaji hubungan antara aktivitas cacing tanah dan kelistrikan, Ikeya dkk. (1996) menempatkan beberapa elektroda yang dialiri arus listrik pada permukaan tanah yang banyak terdapat cacing tanah. 

Sejumlah cacing ternyata merespons anomali kelistrikan itu dengan keluar dari dalam tanah secara hampir bersamaan.

Kendati demikian, lanjut Daryono, berdasarkan laporan kemunculan cacing yang terjadi di berbagai tempat di dunia menjelang gempa besar, ternyata selalu didukung data perilaku gejala alamiah tak lazim lainnya, seperti kemunculan ular di beberapa tempat, anjing yang terus menggonggong bersahutan, dan ikan yang melompat-lompat di kolam.

Selain perilaku aneh binatang menjelang gempa, para ilmuwan juga menandai adanya anomali prekursor gempa. Prekursor gempa adalah sebuah anomali kondisi lingkungan fisis yang menjadi petunjuk akan terjadinya gempa.

Prekursor dapat berupa anomali permukaan tanah, elevasi muka air tanah, dan emisi radon yang terjadi berbarengan. Radon merupakan unsur radioaktif, gas radon dipercaya akan keluar ketika batuan akan melepaskan stressnya, sehingga radon menjadi parameter penting dalam prekursor gempa bumi.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X