Pemerintah Kota Jakarta Timur, menyiapkan 14 taman kota dan lima hutan kota yang dilengkapi dengan kolam retensi. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya genangan akibat hujan.
Menurut Kasudin Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Timur, Djauhar Arifin, dengan menyiapkan hal tersebut Pemkot Jakarta Timur tidak hanya mengandalkan pembuatan embung, waduk, situ, dan saluran air.
"Salah satu fungsi taman dan hutan kota untuk mengendalikan banjir. Di Jakarta Timur ada 14 taman dan lima hutan kota yang seluruhnya berfungsi dengan baik," ujar Djauhar Arifin, melalui keterangan tertulis, Selasa (8/11/2022)
Selain itu Djauhar menyatakan, adanya beberapa fungsi ekologis (hubungan timbal balik antara manusia dengan alam atau lingkungan) ruang terbuka hijau yang terdapat pada taman, hutan, jalur hijau dan pemakaman.
"Taman juga berfungsi sebagai penyegaran udara, mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro. Kemudian menyerap air hujan, pengendali banjir dan pengatur tata air. Selain itu juga untuk memelihara ekosistem tertentu dan melindungi plasma nutfah serta pelembut arsitektur bangunan," sambung Djauhar
Oleh karena itu Djauhar merincikan, 14 taman ini memiliki luasan kolam retensi 84.323 meter persegi dan lima hutan kota dengan luasan danau retensi 142.871 meter persegi. Sehingga luasan totalnya mencapai 227.194 meter persegi.
Baca Juga: Soal Polusi Emisi di DKI Jakarta, YLKI: Menghimbau BBM Subsidi Harus Tepat Sasaran
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pemkot Jakarta Timur, berikut 14 taman dan 5 hutan kota yang berpotensi sebagai pengendali banjir:
- RTH Taman Bambu Jalan Pagelarang, Setu, Cipayung seluas 2.458,72 meter persegi.
- Taman Kembang Sepatu, Setu seluas 1.027 meter persegi.
- Taman Mandor Hasan, Bambu Apus seluas 455,61 meter persegi.
- Taman PPA Depsos 1 dan 2, Bambu Apus seluas 687,58 meter persegi.
- Taman Cempaka, Cilangkap 12,328,89 meter persegi.
- RTH Taman Bluntas Jl. Manunggal II, Ceger seluas 14.516 meter persegi.
