Warga Lombok, khususnya wilayah perairan Lombok Selatan, kini merasa tak tenang. Penyebabnya adalah hasil riset yang dilakukan pakar Geologi dan Kegempaan dari Universitas Brigham Young Univesity, Utah, Amerika Serikat, Prof Ron Harris.
Berdasarkan hasil riset, diprediksi bakal ada gempa megathrust berkekuatan 9 magnitudo yang terjadi di wilayah perairan Lombok Selatan.
Hal itu diungkapkan Harris saat menjadi pembicara dalam seminar manajemen kebencanaan yang dilaksakan di Universitas Nahdatul Ulama (NU) NTB di Mataram. Apa yang disampaikan Harris ternyata membuat kegaduhan.
"Banyak yang bertanya 'kapan?, tapi itu adalah pertanyaan yang salah untuk gempa bumi karena tidak mungkin ada yang bisa mengetahui kapan pastinya," katanya.
Dosen Brigham Young University itu kemudian menjelaskan, pihaknya hanya ingin memberi tahu potensi gempa bumi di palung Jawa. Dia mengatakan, perlu digarisbawahi palung tersebut memanjang dari Sumatera di Barat sampai Sumba di Timur.
"Jadi belum tentu episenter gempa yang dimaksudkan akan terjadi di Lombok," ujarnya.
Minta Masyarakat Lombok Waspada
Meski demikian, Harris tetap meminta masyarakat Nusa Tenggara Barat, terlebih Lombok, untuk fokus dan waspada terhadap bencana gempa dan Tsunami.
Dia mengatakan kedatangannya ke Lombok untuk membantu masyarakat memahami risiko. Harris mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Dia juga menyarankan masyarakat untuk menggunakan material kayu saat membangun sesuatu. "Tidak satu pun atau sedikit bangunan yang berbahan dasar kayu rusak karena gempa-gempa tahun 2018 di Lombok," katanya.