Kejuaraan Indonesia Open 2019, Arena Laga & Promosi Budaya Indonesia

- Senin, 22 Juli 2019 | 16:38 WIB
photo/ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
photo/ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Kejuaraan Indonesia Open 2019 baru saja selesai diselenggarakan dari tanggal 16 Juli hingga 21 Juli 2019 di Stadion Istora Gelora Bung Karno, Jakarta. Meski demikian, kemeriahan penyelenggaran turnamen BWF World Tour Super 1000 tersebut masih terasa.

Tahun ini, Indonesia Open 2019 mengusung tema unik dan berbeda yaitu 'Sport Artainment'. Penyelenggaraan laga ini pun mendapat sanjungan karena dinilai sukses oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).

-
photo/ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

"Indonesia adalah tuan rumah yang baik, fans bulu tangkisnya sangat luar biasa, event promosinya juga bagus ke masyarakat," kata Koh Wa Cheng, Head of Event Project BWF, dilansir dari situs resmi badmintonindonesia.org.

"Saya ada di turnamen ini sejak tahun 2019 dan saya sangat menikmati berada di sini," lanjutnya.

Bukan hanya bagi para atlet, antusiasme penonton yang hadir selama kejuaraan ini berlangsung di Istora Senayan pun dimanjakan dengan berbagai hiburan dan fasilitas di luar stadion. Bukti lainnya, penonton terus membanjiri gedung stadion sejak bergulirnya babak pertama.

Bukan Sekadar Arena Laga

Melalui Indonesia Open 2019, kegiatan olahraga kembali menunjukkan diri bukan sekadar sebuah arena laga bagi para atlet yang bertujuan mencari pemenang. Lebih dari itu, kejuaraan Indonesia Open 2019 telah menjadi jendela untuk mengkomunikasikan banyak hal.

-
photo/ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Sebagaimana kegiatan olahraga lain seperti Asian Games tahun lalu, Indonesia Open pun diperluas maknanya. Tak hanya menawarkan pertunjukkan ketangkasan 'tepok' bulu kelas dunia, publik pun diajak menyimak hal-hal lain, salah satunya budaya Indonesia.

Hal itu juga diakui oleh Koh Wa Cheng, di mana dia juga turut mengomentari pakaian tradisional yang dikenakan para wasit, hakim servis, dan hakim garis yang kental akan budaya Indonesia. Wasit dan hakim servis menggunakan seragam batik, sementara hakim garis menggunakan baju lurik Jawa dan blangkon.

"Indonesia juga telah menampilkan budayanya kepada dunia, seragam yang dikenakan wasit menambah identitas Indonesia di turnamen ini," ujar Koh Wa Ceng.

Batik, Salah Satu Identitas Indonesia

Batik menjadi salah satu pilihan identitas Indonesia yang dipromosikan melalui turnamen bulu tangkis berhadiah total sebesar USD 1.250.000 atau setara Rp17, 4 miliar itu. Pakaian yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya oleh UNESCO itu dikenakan oleh wasit pada semifinal turnamen Indonesia Open 2019.

-
photo/ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Ketua Panitia Penyelenggara Blibli Indonesia Open 2019, Achmad Budiharto mengatakan penampilan unik wasit dan hakim garis ini bagian dari upaya memperkenalkan Indonesia beserta kebudayaannya di mata Internasional.

“Pakaian Jawa merupakan bagian dari mengenalkan salah satu budaya Indonesia,” kata Achmad di Jakarta.

Pasangan mantan pebulu tangkis Indonesia Susi Susanti dan Alan Budikusuma pun merasa salut dan bangga dengan upaya yang dilakukan panitia dalam mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia melalui turnamen bulu tangkis.

-
photo/ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Susi bahkan bercerita, para pengawas jalannya pertandingan itu mengaku senang dan antusias ketika mengetahui akan mengenakan batik selama bertugas pada pertandingan. Bahkan, pihak BWF pun turut mengapresiasi.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X