Tiga faksi bersenjata di Papua yang selama ini sering terlibat kontak senjata, hingga melakukan aksi kekerasan di Papua, menyatakan bergabung dan membentuk West Papua Army (Tentara Papua Barat), di bawah payung United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) pimpinan Benny Wenda yang ada di luar negeri.
Selain mengikrarkan terbentuknya sayap militer Westa Papua Army di bawah 'Deklarasi Perbatasan Vanimo', ULMWP seperti dilansir ABC Australia dari website ULMWP juga tidak mau lagi disebut sebagai separatis. "Secara politik dan militer kami bersatu sekarang. Indonesia tidak bisa lagi menilai kami sebagai separatis atau penjahat," tulis website ULMP.
Adapun tiga faksi tentara yang bergabung menjadi West Papua Army terdiri dari; Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Tentara Nasional Papua Barat dan Tentara Revolusi Papua Barat.
Menanggapi hal ini, Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan, Papua sebagai bagian dari wilayah NKRI diakui dan dihormati oleh masyarakat internasional. "Papua sebagai bagian dari NKR diakui dan disahkan lembaga internasional tertinggi yaitu PBB," katanya dalam keterangan pers, Kamis (4/7).
Ditegaskan olehnya, TNI selalu siap siaga untuk menjaga kedaulatan NKRI, terkait dengan pembentukan West Papua Army. Menurutnya, selama ini Organisasi Papua Merdeka (OPM) tidak berani berhadapan dengan TNI. "Mereka mau terpecah, bersatu, mereka mau membentuk tentara baru, tentara lama. Bagi kami TNI, mereka hanya gerombolan pemberontak," tegasnya.
