Tak Hanya Pariwisata, Industri Farmasi Juga Merana Hadapi Wabah Corona

- Rabu, 11 Maret 2020 | 19:15 WIB
Ketua Komite Perdagangan dan Industri Bahan Baku Farmasi GP Farmasi, Vincent Harijanto (Kiri) dalam diskusi tentang dampak Covid-19 di sektor perekonomian, Rabu (11/3/2020). (INDOZONE/Sigit Nugroho)
Ketua Komite Perdagangan dan Industri Bahan Baku Farmasi GP Farmasi, Vincent Harijanto (Kiri) dalam diskusi tentang dampak Covid-19 di sektor perekonomian, Rabu (11/3/2020). (INDOZONE/Sigit Nugroho)

Tak hanya sektor pariwisata dan perdagangan saja yang merasakan tekanan akibat mewabahnya virus Corona (Covid-19) di dunia, sektor farmasi ternyata juga ikut terhempas akibat kesulitan bahan baku produksi yang sebagian besar berasal dari Tiongkok, negara yang menjadi pusat pandemi covid-19 saat ini.

Ketua Komite Perdagangan dan Industri Bahan Baku Farmasi GP (Gabungan Pengusaha) Farmasi Vincent Harijanto mengungkapkan, mayoritas produksi obat nasional saat ini bahan bakunya masih diimpor dari luar negeri, terbesar dari Tiongkok.

"Kalau dulu kita masih banyak impor dari Eropa. Sekarang ini untuk Eropa tersisa 10-15 persen, artinya 85 persen dari bahan baku kita impor itu dari Tiongkok dan India," ujar Vincent dalam diskusi bisnis yang bertajuk Corona Mewabah Bisnis Meradang, di Lobby Lounge Hotel Millenium Jakarta, Rabu (11/2020).

Namun demikian, Vincent meminta agar masyarakat tidak panik terkait virus corona, sebab rerata pelaku industri farmasi di Indonesia sudah melakukan impor bahan baku farmasi dari jauh-jauh hari. Ia pun menyebut bahwa stok obat-obatan saat ini dalam kondisi cukup.

"Artinya ini sudah diantisipasi. Jadi kalau Tiongkok berhenti (pasok) 1 sampai 2 minggu sudah terjadi di tahun-tahun sebelumnya," ungkapnya.

Vincent menambahkan, dengan bahan baku yang dimiliki saat ini, stok obat jenis yang dibutuhkan cepat masyarakat dianggap masih cukup hingga April 2020. Sementara obat jenis lebih lama masih cukup hingga Juli 2020. Ia pun emastikan pasokan obat nasional saat ini masih aman.

"Memang kita enggak perlu panik. Stok yang kita punya obat masih bisa sampai Maret dan April itupun dikatkaan untuk fast moving (obat yang dibutuhkan cepat), item jadi stoknya sampai Maret atau April. Untuk yang slow moving (obat untuk keperluan lebih lama) stoknya masih ada sampai Juni dan Juli," pungkasnya.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X