PBB: Indonesia Diharapkan Kurangi Ketergantungan SDA dalam Perekonomian

- Jumat, 6 November 2020 | 23:08 WIB
Wisatawan menikmati suasana kawasan hutan pinus Nongko Ijo di lereng Gunung Wilis, Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Minggu (4/10/2020). (Photo/ANTARA FOTO/Siswowidodo)
Wisatawan menikmati suasana kawasan hutan pinus Nongko Ijo di lereng Gunung Wilis, Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Minggu (4/10/2020). (Photo/ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyarankan agar Indonesia bisa terlepas dari middle income trap, atau perangkap pendapatan menengah, Indonesia diharapkan tidak terlalu ketergantungan pada sumber daya alam (SDA) dalam menjalankan perekonomian.

Valerie Julliand, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia mengatakan bahwa Indonesia memiliki SDA yang kaya, baik alam ataupun manusia. Meski demikian, SDA yang melimpah ini membuat negara lebih banyak mengandalkan aspek tersebut.

"Untuk menghindari perangkap pendapatan menengah, atau saya sebut saja perangkap pembangunan, [...] kita harus beralih dari perekonomian yang sangat tergantung pada sumber daya alam menuju perekonomian yang berdasarkan pada inovasi dengan produktivitas tinggi," ujar Julliand.

Menurut Julliand, dengan perekonomian berbasis inovasi tersebut, Indonesia tidak perlu lagi melakukan kapitalisasi yang tinggi pada SDA, melainkan berinvestasi pada sumber daya manusia (SDM), misalnya melalui pendidikan yang menumbuhkan kreativitas pada anak muda.

Baca juga: Seru! Fadli Zon Kritik Mahfud MD, Sebut Pojokkan Rizieq Shihab dan Ungkit Reynhard Sinaga

Jika dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019 tercatat jumlah pemuda Indonesia, yakni warga laki-laki dan perempuan yang berusia 16-30 tahun, sebanyak 64,19 juta jiwa atau mencakup 25 persen dari total keseluruhan penduduk negara ini.

"Jika kita melakukan kapitalisasi pada para pemuda --yang merupakan pemimpin masa depan, dengan mengedukasi dan melatih mereka dengan baik, maka itu akan menjadi solusi atas perangkap pendapatan menengah," kata Julliand.

"Dengan para pemuda yang berpendidikan dan terlatih, kita akan mampu mengembangkan perekonomian yang berbeda, yakni perekonomian yang tidak merusak lingkungan, yang tidak mengeksploitasi manusia, juga yang merespons kebutuhan masyarakat," tambahnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X