Beberapa waktu belakangan ini, kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK, Novel Baswedan tengah hangat diperbincangkan publik.
Pasalnya, jaksa penuntut umum (JPu), menjatuhi vonis penjara satu tahun kepada dua pelaku penyiraman air keras. Banyak yang menilai vonis yang diberikan oleh JPU itu sangat ringan.
Apalagi, jika melihat dampak dari perbuatan itu yang menyebabkan mata kiri tidak bisa lagi berfungsi. Ditambah lagi, pelaku teror yang baru tertangkap setelah kasus ini berjalan lebih dari 2,5 tahun.
Novel sendiri yang menjadi korban penyiraman air keras, sebenarnya merasa kecewa dengan keputusan JPU. Namun, ia tak dapat berbuat banyak.
Bahkan, Novel meminta kedua terdakwa itu dibebaskan, karena ia merasa ragu kalau dua orang tersebut bukanlah orang yang menyiramkan air keras ke wajahnya.
Rupanya, kasus penyiraman air keras bukan hanya terjadi di Indonesia saja. Seorang wanita asal Iran bernama Ameneh Bahrami, pernah disiram air keras oleh seseorang.
Lain halnya dengan Novel yang meminta pelaku dibebaskan, Ameneh justru meminta agar pelaku penyiraman air keras ke wajahnya itu dibutakan.
Walaupun tuntutannya sempat ditunda-tunda, namun permintaan Ameneh akhirnya dikabulkan oleh pengadilan. Ia bahkan menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, detik-detik saat pelaku dijatuhi hukuman.
Ameneh disiram air keras oleh seorang pria bernama Majid Movahedi. Perbuatan sadis itu dilakukan Majid, lantaran sakit hati karena Ameneh menolak lamarannya.
Ameneh adalah seorang gadis cantik jelita, maka tak heran bila banyak pria yang jatuh hati padanya. Mulai dari mahasiswa hingga dosen universitas, pernah datang ke rumahnya untuk melamar Ameneh.
Namun, Ameneh menolak lamaran itu, karena ingin fokus mengejar karirnya untuk bekerja di perusahaan teknik medis.
Sebelum menyiramkan air keras, Majid sempat memberikan teror hingga ancaman akan membunuh Ameneh.
"Dia berkata, 'Aku akan menghancurkan hidupmu dan melakukan sesuatu sehingga tak seorang pun akan menikahimu'," cerita Ameneh, yang dilansir dari BBC.
Minta Pelaku Dibutakan
Akibat perbuatan Majid, Ameneh harus menjalani pengobatan di Spanyol. Setelah kondisinya mulai membaik, Ameneh kembali ke Iran dan ingin Majid dijatuhi hukuman setimpal.