Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyoroti tim-tim rescue mobil ambulans yang kerap memberikan pengawalan terhadap mobil ambulans. Polisi mengingatkan agar tim rescue tersebut berlaku santun kepada para pengguna jalan lain saat melakukan pengawalan mobil ambulans.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo menyebut sebetulnya undang-undang mengatur pemberian pengawalan hanya boleh dilakukan oleh pihak kepolisian. Di luar anggota polisi, pengawalan tidak boleh dilakukan.
Baca juga: Isu Jokowi 3 Periode, Megawati: yang Omong Itu yang Kepengen Sebetulnya!
"Kewenangan pengawalan berdasarkan UU itu hanya pada Polri dan TNI, misal tamu negara, presiden dan seterusnya, kenapa? Selain dijamin UU, ketika mengawal kadang-kadang kan petugas harus menghentikan mobil, harus memperlambat kendaraan orang. Yang bisa menghentikan dan memperlambat kendaraan orang lain itu hanya Polri, masyarakat nggak punya," kata Kombes Sambodo kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (24/3/2021).
Meski begitu, Sambodo menyebut Polri memiliki diskresi atau pengecualian terhadap pengawalan iring-iringan. Salah satunya berkaitan dengan pengawalan yang bersifat mendesak seperti mobil ambulans.
Namun, pengawalan itu harus bersifat santun dan tidak membahayakan pengguna jalan lain. Sambodo sendiri menyebut Polda Metro Jaya sudah memerintahkan jajaranya yang berada di lapangan untuk memberi pengawalan terhadap mobil ambulans jika ditemukan.
"Misalnya masyarakat mengawal ambulans ada komunitas yang suka rela juga mengawal ambulans. Buat saya ke depan yang penting pengawalan tersebut tidak arogan, tidak mengganggu pengguna jalan lain seolah-olah jadi pemilik jalan," kata Sambodo.
"Kalau orang ngga mau minggir, dipecah-pecahin kaca spionnya, kalau terjadi itu pelanggran hukum. Tapi kalau mereka baik-baik saja, sesuai aturan. Kalau paspasan dengan anggota saya, mungkin akan saya perintahkan anggota saya ambil alih untuk mengawal," pungkas Sambodo.
