Terkait Rencana Sekolah Tatap Muka Awal 2021, Komisi X DPR RI Beri Dukungan

- Selasa, 24 November 2020 | 23:51 WIB
Sejumlah murid SD Negeri Curug mengikuti kegiatan belajar mengajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan di Serang, Banten. (ANTARA/Asep Fathulrahman)
Sejumlah murid SD Negeri Curug mengikuti kegiatan belajar mengajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan di Serang, Banten. (ANTARA/Asep Fathulrahman)

Terkait Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan mulainya kembali sekolah tatap muka di Januari 2021 dengan syarat mendapat izin orang tua siswa dan menjalankan protoko kesehatan, Komisi X DPR RI mendukung rencana tersebut.

"Ada beberapa alasan yang membuat Komisi X menyetujui usulan Kemendikbud. Salah satunya untuk mencegah banyaknya anak putus sekolah akibat tidak mampu mengikuti mata pelajaran karena sudah lama tidak sekolah," ujar anggota Komisi X DPR RI Sofyan Tan di Medan dilansir ANTARA , Selasa (24/11).

Sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, menyebutkan akan mengizinkan sekolah untuk menggelar proses belajar tatap muka/ secara langsung, setelah sejak akhir Maret, aktivitas belajar dilakukan secara daring.

Sofyan Tan menegaskan, jika ancaman putus sekolah itu dibiarkan, maka Indonesia akan kehilangan satu generasi dan itu mengganggu proses pembangunan.

Baca juga: Salut! Gadis ini Selamatkan Hiu Kecil yang Tersangkut Batu Kembali Ke Air

Selain itu, ujar politisi PDI-Perjuangan tersebut, aktivitas tatap muka kembali itu, juga diharapkan bisa menekan tingkat stres anak murid dan orang tua karena pembelajaran dari rumah.

"Guru memiliki keahlian untuk mendidik siswa belajar, beda dengan orang tua," katanya.

Sofyan Tan menegaskan, dalam kebijakan itu, pihak sekolah harus tetap mendapatkan izin dari orang tua siswa dan menjamin penerapan protokol kesehatan.

"Jika orang tua siswa tidak mengizinkan, maka siswa tetap dibolehkan ikut belajar secara daring,” ujar Sofyan Tan.

Pihak sekolah juga harus menerapkan protokol kesehatan dan proses belajar harus disesuaikan dengan kondisi atau zona daerah. Harus ada perbedaan penerapan belajar di daerah kategori zona merah, kuning dan hijau.

Baca juga: Langkah Nivera untuk Lampaui Saudaranya, ScreaM: 1 Major Saja Belum Cukup!

"Untuk daerah yang berada di zona merah dan oranye, maka proses tatap muka hanya boleh dilakukan maksimal tiga kali seminggu dengan durasi paling lama dua jam,"katanya.

Sementara zona hijau bisa beraktivitas seperti biasa. Dalam menerapkan protokol kesehatan, ujar Sofyan Tan, ada persyaratan lain yang juga harus dipenuhi pihak sekolah.

Guru dan anak didik yang belajar dengan tatap muka misalnya, tidak boleh memiliki penyakit yang serius, seperti asma, bronchitis atau pun diabetes yang rentan dengan serangan COVID-19.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X