Padang Savana di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Terbakar, Diduga Akibat Puntung Rokok

- Minggu, 31 Januari 2021 | 19:16 WIB
 Iluistrasi. Brigdalkarhut TNRAW di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tengah berupaya memadamkan api di kawasan taman nasional tersebut, Senin (24/8/2020). (photo//ANTARA/HO-TN Rawa Aopa Watumohai)
Iluistrasi. Brigdalkarhut TNRAW di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tengah berupaya memadamkan api di kawasan taman nasional tersebut, Senin (24/8/2020). (photo//ANTARA/HO-TN Rawa Aopa Watumohai)

Sekitar 4,5 hektare savana kawasan Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terbakar.

"Luas lahan yang terbakar 4,5 hektare itu terjadi pada  29 Januari 2021. Jadi, kejadian kebakaran itu berlangsung selama dua jam, namun sudah berhasil dipadamkan oleh petugas Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Brigdalkarhut),"  Kepala Balai TNRAW Ali Bahri di Kendari, Minggu (31/1) dikutip dari ANTARA.

Ia mengatakan lokasi kebakaran di Blok Hutan Lampopala kawasan pengelolaan TNRAW Wilayah II , Kabupaten Konawe Selatan, perbatasan dengan Kabupaten Bombana.

Menurut dia kawasan Savana tersebut rentan terbakar karena merupakan rumput alang-alang (ilalang) sehingga ketika ada api maka akan mudah terbakar.

"Itu kan di padang savana jadi padang savana itu alang-alang, jadi gampang sekali terbakar. Alang-alang itu dia kategori sangat rawan terbakar orang buang puntung rokok saja bisa kebakaran itur," kata Ali Bahri.

Pihaknya menduga kebakaran yang terjadi di kawasan tersebut adanya unsur dari manusia yang dengan sengaja membuang puntung rokok mengingat lokasi kejadian terbakar merupakan jalur yang sering dilalui orang banyak.

"Saya kira unsur manusia. Saya tidak tahu apakah orang lewat kemudian iseng membuang puntung rokok atau bisa jadi ada aktivitas pemancing di dalam," katanya

"Pemancing tradisional itu kan di dalam banyak. Kadang-kadang masyarakat mereka mau mencari jalan supaya jangan terlalu rimbun alang-alang akhirnya dengan cara bakar," tambah Ali.

Ia menegaskan bahwa pihaknya selalu siaga 24 jam dalam melakukan pengawasan. Meskipun demikian ia mengaku sedikit mengalami kendala dalam pengawasan karena personel khusus pemadaman api hanya 15 orang.

Kpada seluruh masyarakat, khususnya yang melintas di kawasan TNRAW diminta agar bersama-sama peduli dan mau menjaga kawasan taman nasional tersebut, demikian Ali Bahri.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X