Ada Upaya Rebut Partai Demokrat, AHY Surati Presiden, Moeldoko: Jangan Ganggu Pak Jokowi

- Senin, 1 Februari 2021 | 22:33 WIB
Kolase foto AHY dan Moeldoko (ANTARA)
Kolase foto AHY dan Moeldoko (ANTARA)

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengungkap adanya oknum di lingkaran Istana yang hendak mengambil alih pucuk kepemimpinan partai tersebut.

Bahkan, AHY juga sudah menyurati Presiden Joko Widodo untuk meminta klarifikasi atas temuan pihaknya.

Berdasar kabar yang beredar, Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko disebut-sebut sebagai oknum yang berupaya mengambil alih tampuk kepemimpinan partai itu.

Mendapat tudingan, Moeldoko pun angkat bicara. Awalnya, Moeldoko memilih 'diam' dan merasa tidak perlu reaktif mengenai tuduhan itu.

Namun karena banyak pertanyaan dari media massa, Moeldoko pun memutuskan menanggapi isu tersebut.

"Poin pertama, jangan dikit-dikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan. Sekali lagi jangan dikit-dikit Istana dan jangan ganggu pak Jokowi, karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, tidak tahu apa-apa dalam isu ini. Jadi itu urusan saya. Moeldoko ini, bukan selaku KSP. Moeldoko," ujar Moeldoko dilansir dari ANTARA, Senin (1/2/2021).

Dia mengatakan bahwa beberapa kali banyak tamu yang berdatangan ke kediamannya. Moeldoko mengatakan dirinya sebagai mantan Panglima TNI terbuka kepada siapa pun yang ingin bertemu, tanpa memberikan batas.

"Kepada siapa pun, apalagi di rumah ini. Terbuka 24 jam dengan siapa pun. Mereka datang berbondong-bondong, ya kita terima," ucap Moeldoko.

Moeldoko tidak menyebutkan siapa yang datang ke kediamannya. Namun ditengarai pihak yang sempat datang menemuinya merupakan orang-orang yang disebut AHY sebagai pelaku gerakan pengambilalihan paksa kepemimpinan Demokrat.

Moeldoko mengaku tidak tahu konteks kedatangan orang-orang ke kediamannya. Namun seperti pertemuan dengan pihak lain, Moeldoko mengaku selalu membuka obrolan dengan masalah pertanian.

"Dari obrolan, saya biasa mengawali dari pertanian karena saya memang suka pertanian. Kemudian, mereka 'curhat' situasi yang dihadapi, ya gua dengerin aja. Berikutnya ya udah dengerin aja. Saya sebenarnya prihatin gitu ya dengan situasi itu, karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat," ujarnya.

Kemudian, kata Moeldoko, muncul isu pengambilalihan kepemimpinan Demokrat.

"Kemudian muncul isu itu. Mungkin dasarnya foto-foto ya. Orang ada dari Indonesia timur dari mana-mana datang ke sini kan kepingin foto sama gua. Sama saya. Ya saya terima aja apa susahnya. Itu lah menunjukkan seorang jenderal tidak punya batas dengan siapa pun. Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan ya silakan saja. Saya tidak keberatan," tutur-nya menjelaskan.

Berikutnya Moeldoko memberikan sebuah saran. Dia mengatakan sebagai seorang pemimpin seseorang harus kuat dan tidak mudah terombang-ambing.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X