Densus 88 Tangkap 32 Teroris MIT Sepanjang 2020

- Kamis, 3 Desember 2020 | 15:14 WIB
Analis Utama Intelijen Densus 88 Antiteror Polri, Brigjen Pol. Ibnu Suhendra, saat memberi keterangan terkait jaringan terorisme kepada wartawan di Palu, Kamis (3/12/2020). (ANTARA/Sulapto Sali).
Analis Utama Intelijen Densus 88 Antiteror Polri, Brigjen Pol. Ibnu Suhendra, saat memberi keterangan terkait jaringan terorisme kepada wartawan di Palu, Kamis (3/12/2020). (ANTARA/Sulapto Sali).

Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror sudah menangkap 32 orang terduga terorisme jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) sepanjang tahun 2020.

"Ini yang terkait dengan simpatisan-simpatisan di luar Sulawesi Tengah, Densus 88 melakukan beberapa penangkapan di Jakarta, Sumatera dan beberapa tempat. Satu tahun ini 32 tersangka teroris yang terkait dengan MIT," kata Analis Utama Intelijen Densus 88 Antiteror Polri, Brigjen Ibnu Suhendra seperti dikutip Antara, Palu, Kamis (3/12/2020).

Baca Juga: Gubernur BI Beberkan Strategi Pemulihan Ekonomi Indonesia di 2021

Dia menjelaskan, 32 terduga terorisme jaringan MIT yang ditangkap memiliki peran berbeda-beda, mulai dari mendukung dana maupun orang-orang yang akan masuk ke wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, namun berhasil digagalkan oleh Densus 88 Polri.

"Saat ini kekuatan MIT sisa 11 orang dari Santoso, dulu 48. Sekarang 11 orang dan kita butuh dukungan masyarakat, seluruh komponen aparat penegak hukum TNI-Polri untuk bahu membahu segera mengungkap dan menangkap Ali Kalora dan kelompoknya," urainya.

Menurut dia, salah satu kendala membasmi para terduga teroris tersebut adalah sulitnya medan tempat mereka bersembunyi. Sebab medan di Poso sangat sulit.

“Yang sulit seperti kita ketahui medan di Poso dan sekitarnya sangat berat, ada pegunungan perbukitan seperti di taman Jeka, gunung biru yang membutuhkan pasukan yang luar biasa fisik-nya, sementara DPO mereka kuasai daerah-daerah tersebut,” tegas Ibnu.

"Mereka juga ada yang memiliki keahlian merakit bom ada yang pernah mengikuti pelatihan penggunaan senjata di camp dan saat ini kelompok ini masih memiliki sejumlah senjata api, seperti senjata M16 dan senjata pendek rakitan (pistol), dan beberapa bom rakitan dan amunisi," sambung lulusan Akpol 1993 ini.

Ibnu mengaku berhasil menemukan senjata-senjata dari Filipina Selatan yang diduga milik kelompok-kelompok yang mendukung kegiatan mereka.

"Mereka terus melakukan upaya koordinasi dengan kelompok jaringan teroris di Filipina Selatan. Ini yang harus kita cegah jangan sampai barang-barang senjata masuk ke wilayah kita,” ucapnya. 

Dia menegaskan, saat ini TNI-Polri berupaya mengejar dan menangkap terduga teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur Poso pimpinan Ali Kalora yang diyakini keberadaan-nya masih di Sulawesi Tengah, pascamelakukan kekerasan terhadap warga di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Jumat (27/11/2020) lalu.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X