9 Sentimen yang Bakal Pengaruhi Pergerakan IHSG Pekan Depan  

- Minggu, 28 Juni 2020 | 13:15 WIB
Ilustrasi gambaran saham gabungan Indonesia. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Ilustrasi gambaran saham gabungan Indonesia. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Analis mencermati, setidaknya ada 9 (sembilan) hal yang akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan ke depan. Adapun tema besar dari sentimen tersebut masih berkutat di seputar masalah Covid-19. 

Hal itu disampaikan oleh Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee saat dihubungi Indozone, Minggu (28/6/2020). 

"Lonjakan kasus Covid-19 di Amerika Serikat dan Jerman yang di ikuti lockdown membuat pasar kawatir. Jika terjadi lockdown kembali maka pasar akan menghadapi lebih banyak risiko pelemahan di jangka pendek, itu sentimen yang pertama," ujar Hans Kwee. 

Menurut Hans Kwee, sentimen kedua yang akan mempengaruhi yaitu respon negatif pelaku pasar atas kebijakan lockdown pada sektor bisnis di beberapa negara bagian di Amerika Serikat setelah terjadi lonjakan kasus Covid-19

"Kami berpendapat lockdown parsial di negara bagian punya dampak lebih kecil ke ekonomi dibandingkan lockdown nasional yang dilakukan pada April Mei," tuturnya. 

Sentimen ketiga, kata Hans Kwee adalah data pengguran yang tidak sebaik yang di harapkan, mengkonfirmasi prediksi sebelumnya bahwa pembukaan ekonomi tidak mengembalikan daya beli. 

"Hal itu mendorong pengusaha melakukan PHK akibat lemahnya daya beli. Pasar perlu konfirmasi kenaikan daya beli dan perbaikan data ekonomi sesudah pembukaan ekonomi," ungkapnya. 

-
Ilustrasi.(freepik)

Sementara itu proyeksi IMF yang lebih jelek dari proyeksi sebelumnya menunjukan kedepan dunia memasuki periode resesi. Perlu lebih banyak stimulus untuk mendorong ekonomi. Hal itu menjadi sentimen keempat. 

 

Kemudian ada pula sentimen negatif akibat potensi perang dagang yang meningkat setelah para pejabat Tiongkok memperingatkan bahwa 'campur tangan' Amerika Serikat di Hong Kong dan Taiwan dapat membuat Beijing mundur dari komitmennya untuk membeli barang pertanian AS. 

"Kami melihat ini merupakan strategi tawar menawar antar negara untuk mendapatkan keuntungan perdagangan. Tetapi berita ini negative bagi pasar keuangan dunia," tuturnya. 

Sentimen keenam, lanjut Hans Kwee, adalah pasar yang menanti stimulus besar-besaran dari Uni Eropa yang diperkirakan di sepakati bulan Juli.

"Sentimen ketujuh adalah nternational Monetary Fund (IMF) yang memangkas prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi -0,3 % dari dari sebelumnya 0,5%. 

"Dampak Covid-19 membuat proyeksi Ekonomi Indonesia menurun tetapi jauh lebih baik dari Negara-negara lain di dunia," ungkapnya. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X