Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengumumkan Rudiantara sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero.
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika itu mengalahkan dua kandidat lainnya. Kini, Rudiantara tinggal menunggu persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS) sebelum memulai tugas barunya.
"Ada tiga kandidat diusulkan, Rudiantara yang terpilih," kata Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga, di Jakarta, Senin (9/12) kemarin.
Arya mengatakan, ada beberapa hal yang harus dikejar oleh Rudiantara sebagai Dirut PLN. Sebut saja program pembangunan pembangkit listri 35.000 megawatt.
Selain itu, Rudiantara juga diharapkan bisa menekan impor bahan bakar minyak. Hal ini sejalan dengan visi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pria berusia 60 tahun asal Bogor itu juga diharapkan lebih visioner dengan posisi barunya itu. Tentunya dengan tujuan agar PLN bisa lebih maju lagi.
"Pak Rudiantara dinilai capable di PLN," tutur Arya.
PLN sebenarnya bukan tempat baru buat Rudiantara. Mantan Komisaris Independen PT Indosat Tbk ini pernah menduduki kursi Wakil Direktur Utama PLN pada 2008-2009.
Saat itu, nama Rudiantara menjadi bahan pembicaraan karena terlibat dalam pencarian pendanaan perusahaan terutama pinjaman untuk proyek pembangkit listrik 10 ribu megawatt. Setelah itu, dia memutuskan mundur karena merasa sudah menyelesaikan tugasnya.
