Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) awal bulan ini menyetujui vaksin Sinopharm China untuk penggunaan darurat. Sementara vaksin Kexing masih harus dievaluasi.
The Wall Street Journal mengutip sumber yang melaporkan bahwa WHO meminta Kexing untuk memberikan lebih banyak data tentang proses produksi dan keamanan vaksin.
Dikutip dari Hong Kong Economic Times, menunjukkan bahwa dalam beberapa minggu terakhir, WHO menghubungi Kexing untuk meminta informasi lebih lanjut tentang proses produksi vaksin dan rincian tentang keamanan vaksin untuk menilai apakah memenuhi standar persetujuan darurat oleh WHO. Seorang pejabat WHO memperkirakan keputusan itu akan ditunda hingga Juni.
Laporan tersebut menyatakan bahwa salah satu alasannya adalah Kexing tidak sebaik AstraZeneca, Johnson & Johnson atau Pfizer karena memiliki pengalaman yang luas dalam bekerja sama dengan WHO.
Saat ini Kexing belum menanggapi tentang hal tersebut.
