Dampak Ekonomi Akibat Virus Korona Lebih Besar Dibanding Virus SARS

- Selasa, 11 Februari 2020 | 17:45 WIB
Ilustrasi virus korona berdampak kepada perekonomian Indonesia (ANTARA FOTO / Rivan Awal Lingga)
Ilustrasi virus korona berdampak kepada perekonomian Indonesia (ANTARA FOTO / Rivan Awal Lingga)

Pengamat ekonomi memandang dampak perekonomian Indonesia akibat penyebaran virus korona di Tiongkok kali ini bisa lebih besar ketimbang tahun 2003 saat virus SARS menjangkit Tiongkok. 

Direktur Eksekutif Center Of Reform On Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, dari sudut pandang bisnis, dampak penyebaran suatu penyakit dan hubungannya terhadap ekonomi bukan dilihat dari seberapa banyak korban jiwa. Melainkan dari seberapa cepat otoritas terkait bisa mengatasi permasalahan tersebut. 

"Korona ini dampaknya lebih besar, karena ini menyangkut negara yang punya pengaruh paling besar di dunia. Tentu Indonesia, kita bertanya-tanya, kira-kira akan seberapa jauh dampaknya pada indonesia. Dari Kemendag memprediksi mungkin 0,23% dan saya lebih sepakat ke 0,2% terhadap PDB," ujar Faisal kepada Indozone, saat dikonfirmasi, Selasa (11/2/2020). 

Menurut Faisal, Indonesia harus melihat pengalaman ketika virus SARS mewabah di Tiongkok tahun 2003. Jenis virus SARS dengan korona sendiri disebut mirip dan hanya beda variannya novel. 

"Kalau kita bicara dampak pada ekonomi, bukan rate kematiannya yang penting, tapi tingkat kecepatannya kepada banyak negara, karena itu ada kekhawatiran yang mengganggu aktivitas ekonomi. Ada kemungkinan masalah virus korona ini bisa sampai satu tahun, tergantung bagaimana kita mengantisipasinya, saya pikir tidak ada yanv bisa memprediksikan secara pasti," tuturnya. 

Sementara itu, jika menilik posisi Tiongkok terhadap perdagangan Indonesia di 2003 dengan di 2020 saat ini, jelas terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Kondisi ini tentu menyebabkan multiplier effect yang dihasilkan bakal jauh lebih tinggi, karena posisi Tiongkok bagi Indonesia saat ini jauh lebih berpengaruh. 

"Ketika SARS menimpa Tiongkok, pada saat itu Tiongkok masih menjadi perdagangan nomor enam di indonesia. Waktu itu kita lebih besar dengan Jepang daripada Tiongkok. Tapi Tiongkok sekarang secara GDP nomor dua di dunia setelah Amerika dan tingkat keterkaitan dengan negara lain lebih besar, sehingga dampaknya menjadi lebih besar pada saat sekarang dibandingkan SARS," pungkasnya. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X