Indonesia Resmi Masuk Resesi Hingga Jokowi yang Kecewa Berat 90% Obat Masih Impor

- Kamis, 5 November 2020 | 14:42 WIB
Presiden Joko Widodo. (Presidenri.go.id)
Presiden Joko Widodo. (Presidenri.go.id)

Indonesia resmi masuk masa resesi saat pandemi global Covid-19 masih belum menunjukkan bakal mereda, bahkan makin memburuk.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan III-2020 mengalami kontraksi 3,49 persen (yoy). Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala BPS Suhariyanto.

"Perekonomian Indonesia pada triwulan III-2020 year on year dibandingkan triwulan III-2019 mengalami kontraksi 3,49%," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual seperti dikutip Antara, Kamis (5/11/2020).

Dengan demikian, maka Indonesia resmi mengalami resesi seperti yang sudah dialami berbagai negara yang terdampak Covid-19, karena selama dua triwulan berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif.

Sebelumnya, BPS juga mencatat terjadi kontraksi dalam perekonomian Indonesia pada triwulan II-2020 tumbuh minus 5,32 persen pada triwulan II-2020 karena pandemi Covid-19 telah membatasi aktivitas ekonomi.

-
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto. (Humas BPS)

 

Meski mengalami pertumbuhan negatif, namun secara kuartal (qtq) ekonomi Indonesia mengalami kenaikan sebesar 5,05 persen pada triwulan III-2020, yang memperlihatkan adanya tanda-tanda pemulihan yang signifikan.

Kecewa produksi obat masih impor

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyayangkan bahwa 90% obat, serta bahan baku obat di Indonesia masih diimpor. Padahal, katanya, kekayaan dan keberagaman hayati di Tanah Air sangat melimpah.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam acara Rakernas Ikatan Apoteker Indonesia 2020 yang disiarkan dalam video Youtube Sekretariat Presiden.

“Kita tahu bahwa sekitar 90 persen obat dan bahan baku obat masih mengandalkan impor. Padahal negara kita sangat kaya dengan keberagaman hayati baik di daratan maupun di lautan,” ujarnya dalam video yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis, 5 November 2020.,” ucap Jokowi, Kamis (5/11/2020).

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut jikalau impor terus dilakukan, maka akan memboroskan devisa negara, dan menambah defisit neraca transaksi berjalan.

“Dan membuat industri farmasi di dalam negeri tidak bisa tumbuh dengan baik,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, Jokowi mengimbau kepada seluruh apoteker di seluruh Indonesia agar bisa melakukan reformasi secara besar dalam sistem kesehatan nasional, termasuk soal kemandirian obat-obatan.

Pandemi telah membangkitkan rasa krisis dalam dunia farmasi untuk memacu kegiatan riset, mengembangkan inovasi-inovasi, merevitalisasi industri bahan baku obat di dalam negeri, hingga memperkuat struktur manufaktur industri farmasi nasional.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X