Soroti Kematian 6 Laskar FPI, Dandhy Dwi Laksono Ungkit Sejarah Pembantaian Komunis

- Selasa, 8 Desember 2020 | 15:25 WIB
Jurnalis cum aktivis HAM Dandhy Dwi Laksono menyoroti kasus kematian 6 laskar FPI. (Twitter)
Jurnalis cum aktivis HAM Dandhy Dwi Laksono menyoroti kasus kematian 6 laskar FPI. (Twitter)

Jurnalis cum aktivis Dandhy Dwi Laksono turut menyoroti kasus kematian enam anggota Laskar FPI yang disebut-sebut ditembak mati oleh polisi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, hari Senin (7/12/2020).

Dandhy mengungkit sejumlah catatan sejarah kelam yang pernah terjadi di NKRI, antara lain pembantaian terhadap para simpatisan PKI maupun komunisme, dan juga kasus penembakan misterius (petrus) di era Soeharto.

"Mendukung pembantaian yang dianggap komunis karena tak seide. Lalu yang dianggap kriminal, ditembaki di luar hukum seperti kasus "petrus". Toh kriminal. Separatis juga dianggap pantas mati. Kini giliran menimpa kelompok seperti FPI. Lingkaran kutukan sepanjang sejarah NKRI," cuitnya di Twitter. 

-
Tangkapan layar cuitan Dandhy.

Dandhy juga menyorot dua versi berbeda terkait kronologi kematian 6 laskar FPI. Ia menyentil media massa yang seharusnya menelusuri fakta secara independen, bukan cuma mengadu kutipan dari kedua belah pihak dari akun-akun media sosial.

"Polisi: "Ini tindakan yang terukur". FPI: "Ini pembantaian". Tugas media bukan mengadu kutipan keduanya. Tapi mencari tahu yang sebenarnya. Kalau cuma mengadu kutipan, publik bisa follow sendiri akun polisi dan FPI," sentilnya.

-
Tangkapan layar cuitan Dandhy.

 

Penembakan 6 orang pengikut Rizieq Shihab tersebut dibenarkan oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran. Menurut Fadil, enam orang pengikut Rizieq Shihab itu ditembak mati lantaran diduga melakukan penyerangan terhadap petugas yang sedang melakukan penyelidikan.

"Terhadap kelompok MRS yang melakukan penyerangan kepada kepada anggota dilakukan tindakan tegas dan meninggal dunia sebanyak enam orang," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran di Polda Metro Jaya, Senin (7/12/2020).

Dijelaskan Fadil, kejadian berawal saat petugas menyelidiki informasi soal pengerahan massa saat hendak melakukan pemeriksaan terhadap Rizieq di Mapolda Metro Jaya.

"Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga adalah pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam," tambahnya.

Fadil mengatakan terdapat 10 orang yang melakukan penyerangan, namun setelah enam rekannya ambruk, empat orang sisanya melarikan diri.

Tidak korban jiwa maupun luka dari pihak kepolisian, hanya ada kerugian materi dari sebuah kendaraan rusak karena dipepet serta terkena tembakan dari kelompok yang melakukan penyerangan.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X