Pegiat media sosial Denny Siregar berkicau mengenai penangkapan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Melalui akun Twitter @Dennysiregar7, Denny menanggapi artikel yang memberitakan uang Rp1 Miliar yang disita KPK dari Nurdin.
"Makin kesini, uang yang dikorupsi makin kecil aja... Gak sebanding ma resikonya," cuit Denny.
Makin kesini, uang yang dikorupsi makin kecil aja... Gak sebanding ma resikonya ????????https://t.co/yR9XFBG5id
— Denny siregar (@Dennysiregar7) February 27, 2021
Denny kemudian berkicau mengenai tangkapan KPK yang dinilainya sebatas ikan teri.
"Kenapa @KPK_RI kalo nangkep cuman dapet ikan teri, tapi kalau @KejaksaanRI selalu nangkep ikan paus ?? Karena @KPK_RI dari dulu bisanya cuman nyadap2 doang, trus OTT. Beritanya yg digedein. Gak sanggup kembangkan kasus korupsi yg canggih..Komisi Penyadapan Korupsi, tepatnya..," tulis Denny.
Kenapa @KPK_RI kalo nangkep cuman dapet ikan teri, tapi kalau @KejaksaanRI selalu nangkep ikan paus ??
— Denny siregar (@Dennysiregar7) February 27, 2021
Karena @KPK_RI dari dulu bisanya cuman nyadap2 doang, trus OTT. Beritanya yg digedein. Gak sanggup kembangkan kasus korupsi yg canggih..
Komisi Penyadapan Korupsi, tepatnya..
Denny juga membandingkan anggaran KPK serta kasus kerugian negara yang ditanganinya.
"Anggaran operasional @KPK_RI disetujui Rp 1,3 triliun atau seribu tiga ratus milyar rupiah.. Dapetnya kasus 1 milyar, 2 milyar.. Kapan balik modalnya ??" tulis Denny.
Anggaran operasional @KPK_RI disetujui Rp 1,3 triliun atau seribu tiga ratus milyar rupiah..
— Denny siregar (@Dennysiregar7) February 27, 2021
Dapetnya kasus 1 milyar, 2 milyar..
Kapan balik modalnya ??
Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah diciduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat (26/2/2021) lalu. Dia tiba di Gedung KPK, Jakarta pada Sabtu (27/2/2021) pagi.
Dia diduga terlibat kasus infrastruktur jalan di daerahnya.
Nurdin lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 7 Februari 1963. Dia merupakan lulusan S3 Doctor of Agriculture Kyushu Universitas Jepang pada 1994.
Nurdin juga diketahui merupakan Guru Besar akultas Kehutanan Universitas Hasanuddin.