Jadi Calon Tunggal Kapolri, Listyo Sigit Prabowo Harus Pandai Rangkul Senior dan Junior

- Rabu, 13 Januari 2021 | 17:31 WIB
Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)
Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)

Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menilai, terpilihnya Komjen Listyo Sigit Prabowo dianggap sudah memenuhi syarat strategis sebagai Bhayangkara 1 alias Calon Kapolri

Menurut dia, sikap rendah hati dan pandai mendengar yang dimilikinya, akan banyak bermanfaat dalam pelaksanaan tugasnya sebagai TB1. Kini persoalannya, Listyo Sigit Prabwo masih panjang masa pensiunnya.

"Masalahnya hanya pada dirinya yang masih panjang pensiunnya mungkin, tapi ini tak jadi soal bila pandai merangkul senior maupun juniornya," sambung pengamat yang akrab disapa Nuning itu saat berbincang dengan Indozone, Rabu (13/1/2021).

Nuning meminta, Listyo Sigit Prabowo harus profesional, mengikuti tren kejahatan atau gangguan keamanan, dan memahami hukum serta regulasi yang berlaku. Pasalnya, kejahatan dan gangguan keamanan kian hari kian canggih dan terus dimodifikasi, termasuk kejahatan jalanan. 

Baca Juga: Komjen Listyo Sigit Sudah Menonjol Sejak di Surakarta

-
Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit. (Dokumentasi Divisi Humas Polri)

 

"Kapolri harus mengikuti perkembangan ini. Syarat berikutnya, ia tidak berpolitik tapi paham perkembangan politik," ucap mantan Anggota Komisi I DPR RI itu.

Berikutnya, kata Nuning, calon Kapolri harus sosok yang cepat tanggap terhadap fenomena yang dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Terutama, kelompok-kelompok baik kanan maupun kiri yang ingin mengganti ideologi dan bentuk negara.

Kemudian hal yang utama, Kapolri harus memahami ancaman keamanan dalam negeri serta efeknya hingga luar negeri, memahami lingkungan strategis teritorial seperti bahaya terorisme, radikalisme, narkoba, hingga kejahatan jalanan atau kriminalitas. 

"Dan memiliki pengetahuan cukup mekanisme dan strategi penanggulangannya sehingga mampu hadapi ancaman faktual dan potensial. Sedangkan kualitas di bidang komunikasi sangat ditentukan kemampuan menggunakan bahasa-bahasa internasional," paparnya. 

"Anggota Polri juga harus memiliki pengetahuan baik akan sosial budaya setempat, sangat disarankan memiliki pengetahuan Sosiologi yang cukup," sambung Nuning.

Selain itu, seiring dengan perkembangan internet of things (IoT), prioritas berikutnya adalah memperkuat keamanan siber (cyber security). Nuning menjelaskan, saat ini peretasan ke infrastruktur kritis, pencurian data strategis, spionase, propaganda di media sosial, terorisme dan berbagai ancaman siber lainnya sudah berlangsung di berbagai belahan dunia. 

"Oleh karena itu, banyak negara tengah merumuskan strategi untuk menghadapi ancaman siber," tutupnya.

 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X