Bamsoet Soroti Persoalan Kualitas SDM untuk Kemajuan Pendidikan Indonesia

- Sabtu, 17 Oktober 2020 | 18:47 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. (Photo/Instagram/@bambang.soesatyo)
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. (Photo/Instagram/@bambang.soesatyo)

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengakui dirinya tengah menyoroti persoalan kurangnya jumlah dan masih rendahnya kualitas tenaga pengajar untuk mewujudkan kemajuan dan pemerataan pendidikan di Indonesia.

Hal itu disampaikannya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). Selain itu, Bamsoet juga mengatakan bahwa konstitusi telah memberikan landasan legalitas yang kuat dan arah yang jelas dalam hal pendidikan, tetapi tidak dapat dipungkiri masih ditemukan banyak persoalan di lapangan.

"Walaupun konstitusi secara tegas dan jelas memberi dasar pijakan dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, tetapi dalam realitanya belum sepenuhnya berbanding lurus dengan apa yang diharapkan," ungkapnya, dilansir dari Antara, Sabtu (17/10/2020).

"Hal ini menyiratkan bahwa persoalan sesungguhnya tidak semata-mata terletak pada dukungan konstitusi, melainkan juga pada kualitas tenaga pendidik/pengajar, penyempurnaan sistem pendidikan, serta pembenahan lembaga pendidikan," tambahnya.

Ia kemudian mencontohkan dalam sebuah survei kemampuan pelajar yang dirilis dari Programme for International Student Assessment (PISA). Dalam survei itu, Indonesia berada di peringkat ke-72 dari 77 negara, masih tertinggal jauh dari Malaysia di urutan ke-56 atau Singapura di urutan ke-2 pada Desember 2019.

Sementara jika dilihat dari jenjang pendidikan yang dimiliki, dari data Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, terdapat sekitar 3,7 juta lulusan pendidikan tingkat menengah setiap tahun. Maka dari jumlah itu, sekitar 1,8 juta (48,6 persen) terpaksa bekerja dan tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

"Aksesibilitas untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi juga terhambat oleh keterbatasan kapasitas kampus untuk menampung seluruh siswa lulusan pendidikan menengah atas tersebut. Apalagi di daerah luar pulau Jawa, di mana jumlah kampus masih sangat terbatas," kata Bamsoet.

Melihat realitas tersebut, Bamsoet menilai konsep pendidikan berkelanjutan yang memberikan kesempatan belajar untuk masyarakat mau pun kalangan profesional yang ingin mengembangkan kompetensi menjadi relevan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X