Pernah Bertobat dan Ingin Jadi Hamba Tuhan, John Kei Preman Jakarta Kembali Bikin Ulah

- Senin, 22 Juni 2020 | 18:51 WIB
John Kei. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
John Kei. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Sebelum ditangkap kembali karena kasus penembakan dan penganiayaan di Perumahan Green Lake City dan Jalan Kresek Raya, Tangerang, Banten, Minggu (20/6/2020), preman Jakarta, John Kei, sempat pernah mengaku bertobat dan ingin melayani Tuhan saat menjalani hukuman pidana di Lapas Permisan, Nusakambangan.

Pengakuan itu disampaikannya saat diwawancarai oleh Andy F Noya. Kepada Andy, pria bernama asli John Refra itu mengatakan kalau dirinya sudah lelah menjadi preman. Ia juga yakin kalau dirinya tidak akan bisa dipengaruhi lagi untuk berbuat kejahatan.

"Kalau saya sudah ambil pilihan surga, siapapun gak bisa memengaruhi saya lagi. Saya di dunia ini sudah bosan (berbuat jahat). Udah mentok. Semua orang udah tahu. Saya harus melayani Tuhan. Tinggal tugas saya memengaruhi teman-teman untuk berbuat baik," ujarnya.

Saat itu, John Kei bertekad membuka usaha kecil-kecilan untuk menghidupi keluarganya, sembari menjadi hamba Tuhan.

"Mungkin buka restoran kecil-kecilan, sambil melayani Tuhan. Usaha kecil-kecilan pun pasti diberkati sama Tuhan," kata ayah lima anak tersebut.

John Kei lahir di Tutrean, Pulau Kei, Maluku Tenggara, pada Rabu, 10 September 1969. Ia terlahir dari keluarga petani, dengan nama asli John Refra. Nama 'Kei' di belakang John itu merujuk kepada nama pulau tempat ia berasal.

John Kei mulai merantau ke Jakarta pada tahun 1990. Sepuluh tahun hidup di ibukota yang keras, John membentuk organisasi kepemudaan bernama Angkatan Muda Kei atau disingkat dengan nama AMKEI. Organisasi ini dibentuk tak lama setelah kerusuhan yang terjadi di Tual, Pulau Kei, pada Mei 2000.

Sejak tahun itu pula John mulai bekerja sebagai penagih utang (debt collector). Semakin lama, anak buahnya semakin banyak. Dan dia mulai menjalin relasi dengan sejumlah pejabat dan pemodal-pemodal dunia gelap.

Kiprah John Kei sebagai preman ibukota mulai dikenal semenjak bertikai dengan kelompok Basri Sangaji, yang juga berasal dari Maluku. Kelompok Kei dan kelompok Basri saling bersaing dalam menjadi preman nomor satu di Jakarta.

Suatu hari, 2 Maret 2004, pertikaian antara dua kelompok tersebut pecah dan memakan korban. Dua anak buah Basri tewas dan belasan terluka. Ketika kasus ini disidangkan, kelompok Basri melakukan aksi balas dendam hingga menewaskan kakak John Kei, Walterus Refra Kei alias Semmy Kei.

Tak lama setelah itu, Basri Sangaji tewas, diduga dibunuh oleh John Kei. Namun John saat itu terbebas dari hukuman karena ada ditemukan bukti yang kuat bahwa dia pembunuhnya.

Setelah kasus itu redup, John Kei bolak-bolak terlibat bentrok dengan kelompok lain yang juga berasal dari wilayah timur Indonesia. 

Sampai pada 17 Februari 2012, John ditangkap oleh Polda Metro Jaya atas kasus pembunuhan bos PT Sanex Steel Indonesia, Tan Harry Tantono alias Ayung. Perusahaan tersebut belakangan berubah nama menjadi PT Power Steel Mandiri.

Setelah diselidiki dan dipersidangkan, John divonis 12 tahun penjara, sebelum ditambah menjadi 16 tahun penjara oleh Mahkamah Agung pada 29 Juli 2013.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X