Dampak Ekonomi Akibat Pandemi, Sri Mulyani: Kuncinya di Kebijakan Anggaran

- Selasa, 30 Juni 2020 | 09:04 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (ANTARA/File Photo)
Menteri Keuangan Sri Mulyani (ANTARA/File Photo)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, krisis yang terjadi karena pandemi Covid-19 saat ini dipandang sangat berbeda dengan krisis keuangan Asia 1998 maupun krisis keuangan global 2008. 

Menurut Menkeu Sri Mulyani, dalam masa pandemi yang penuh ketidakpastian ini, pemerintah memiliki peran sangat penting karena hampir semua sektor publik hingga swasta terkena imbas Covid-19. 

“Krisis kali ini berbeda sekali, karena kita harus melindungi manusia dan perekonomiannya sekaligus. Untuk membendung penyebaran virus, kita harus membatasi pergerakan manusia. Itu salah satu shock besar karena tidak pernah terjadi sebelumnya, jadi kita harus memikirkan dua sampai tiga langkah ke depan. Ini lah mengapa Pemerintah berperan sangat penting. Pemerintah langsung merespon dengan cepat yaitu dengan melakukan penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam keterangan tertulisnya hari ini, Selasa (30/6/2020). 

Pandemi Covid-19 ini, kata Menkeu, memukul perekonomian masyarakat secara luas, termasuk rumah tangga dan pelaku usaha. Selain perlindungan sosial, dukungan bagi pelaku usaha, khususnya UMKM sangat penting.

-
Salah satu UMKM yang menawarkan aksesoris saat menggelar produknya.(ANTARA/File Photo)

Salah satu langkah penting adalah restrukturisasi kredit UMKM, dibarengi dengan subsidi bunga dan memberikan kemudahan untuk mendapatkan kredit modal kerja baik melalui penempatan dana murah pada perbankan maupun penjaminan kredit. 

Menurut Menkeu, banyak pelaku UMKM adalah wanita, sehingga dukungan ini juga sekaligus berdampak pada inklusi keuangan dan kesetaraan gender yang menjadi topik webinar ini.

“Satu hal yang berbeda pada krisis kali ini adalah adanya pembatasan sosial, dan beruntung kita punya teknologi sehingga banyak transaksi dilakukan secara online. Episentrum pandemi di Indonesia yaitu Jakarta yang masyarakatnya lebih maju dalam penguasaan teknologi. Sehingga meskipun tidak ada kontak (fisik), transaksi terus berlangsung. Banyak orang beralih menggunakan transaksi dengan teknologi digital. Hal ini mengakselerasi penggunaan teknologi yang (selanjutnya) mentransformasi ekonomi ke digital," tuturnya. 

Menkeu juga menjelaskan strategi pembiayaan Indonesia di masa pandemi. 

"Di tengah pandemi yang menyebabkan gejolak pasar keuangan, pendalaman pasar dan mengandalkan pembiayaan domestik menjadi sangat penting. Di Indonesia, peningkatan defisit terjadi secara dramatis menjadi di atas 6%. Kami pertama melihat sumber pembiayaan yang kita miliki sendiri," tuturnya. 

Selanjutnya Menkeu Sri Mulyani menyebutkan pemerintah juga memanfaatkan pasar surat berharga dalam negeri, di mana bank sentral diperbolehkan untuk membeli dan berpartisipasi di pasar primer juga menjadi satu hal kritikal. 

"Terakhir, peran lembaga keuangan multilateral dan bilateral juga sangat penting dalam memberikan pinjaman dengan bunga yang rendah," pungkasnya.


Artikel menarik lainnya

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X