Kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta nyaris setahun ini kosong. Fraksi Gerindra dan PKS sudah mengajukan masing-masing calonnya. Namun, faktanya hingga kini masih belum ada juga satu nama yang ditunjuk.
Menjawab hal tersebut, Ketua Bidang Pemenangan DPW PKS Agung Setiarso akhirnya buka-bukaan bahwa kursi DKI 2 sebenarnya sudah menjadi jatah PKS saat perjanjian menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2018 saat Gerindra dan PKS berkoalisi.
"Jadi seharusnya pertanyaan ini sudah selesai, kita juga tidak mempermasalahkan ketika Pilpres Prabowo-Sandi, Prabowo Gerindra, Sandinya Gerindra. Reprentase PKS dimana?, itu tidak kita pertanyakan karena enggak apa-apa Gerindra Gerindra, tapi kemudian cawagub DKI dari PKS nah itu merupakan suatu kesepakatan," ujar Agung saat diskusi publik Mencari Pendamping Anies, Mungkinkah Cawagub Alternatif? di gedung Djoang, Jakarta Pusat, Kamis (19/12).
Agung menegaskan seharusnya dalam hal ini Gerindra yang legowo memberikan kursi DKI 2 kepada PKS. Bahkan tambah Agung, PKS dan Gerindra sebagai partai yang berkoalisi secara 'Abadi' selalu legowo dalam menerima keputusan bersama.
"Jadi ketika sudah ada deal politik, sudah ada janji manis ya, ya seharusnya sudah tidak ada lagi pertanyaan. Mudah-mudahan ini masalah keridhoan kelegowoannya terhadap hasil-hasil yang akan diperoleh," tambahnya.
Sebelumnya, Gerinda mengajukan empat nama cawagub dalam surat tertanggal 17 Oktober 2019 tersebut yaitu Dewan Penasihat Gerindra Arnes Lukman, Waketum DPP Gerindra Ferry J Yuliantoro, Wasekjen DPP Gerindra Ariza Patria dan Sekda DKI Jakarta Saefullah.
Sedankan jauh sebelum Gerindra, PKS juga sudah mengajukan dua nama yakni Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu.
