Megawati Sulit Ubah Haluan PDIP di DPR

- Jumat, 4 Oktober 2019 | 07:23 WIB
Ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri (Antara/Nova Wahyudi).
Ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri (Antara/Nova Wahyudi).

Teka-teki pergerakan politik antara Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dengan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, mulai terungkap. 

Cerita kedekatan antara dua pimpinan partai itu tersingkap setelah Bambang Soesatyo (Bamsoet) terpilih sebagai Pimpinan MPR 2019-2024 melalui musyawarah mufakat, di Gedung Nusantara, Kamis (4/10/2019) malam. 

Wakil Ketua MPR, Ahmad Muzani, menceritakan alasan Gerindra mendukung politisi Golkar itu menjadi Ketua MPR. Gerindra pasang badan setelah Prabowo berkomunikasi dengan Megawati. 

Prabowo meminta Megawati mendukung Fraksi Gerindra ketika memperebutkan kursi Ketua MPR. Muzani mengatakan, Prabowo ingin partainya menduduki jabatan itu agar ada keseimbangan dalam politik nasional.

"Komunikasi dimaksud tentang perihal Ketua MPR, di mana Pak Prabowo meminta kepada Ibu Mega agar diberikan kepada Gerindra," kata Muzani di gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Kamis.

Megawati awalnya enggan menolak permintaan Prabowo. Namun, putri Presiden Pertama RI itu sulit mengubah haluan partai Banteng karena proses pemilihan pimpinan MPR sudah hampir final. 

"Bagaimana cara menerima ini karena proses sudah berlangsung hampir matang begitu, sehingga agak sulit berputar ke belakang. Oleh karena itu, Ibu Mega memohon pengertian Pak Prabowo agar bisa menerima proses ini dengan baik," ujar Muzani. 

"Lalu menjaga MPR dengan musyawarah untuk mufakat. Meskipun Ibu Mega sepenuhnya menyerahkan keputusan ini kepada Prabowo kemudian sebagai partai yang mandiri," lanjut Muzani.

Meski demikian, Muzani enggan menjelaskan komunikasi antara Prabowo dan Megawati dilakukan melalui tatap muka atau sambungan telepon. Dia hanya menjawab singkat. 

"(Komunikasi) lewat Jakarta," kata Muzani. 

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X