Kurangi Impor, NTT Jadi Lumbung Garam Nasional

- Rabu, 21 Agustus 2019 | 14:56 WIB
Presiden Jokowi didampingi Menperin dan Gubernur NT meninjau tambak garam, di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (21/8) siang. (Foto: AGUNG/Humas)
Presiden Jokowi didampingi Menperin dan Gubernur NT meninjau tambak garam, di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (21/8) siang. (Foto: AGUNG/Humas)

Indonesia mempunyai garis pantai yang terpanjang di dunia. Namun, kebutuhan garam dalam negeri, masih mengandalkan impor. Tercatat, impor garam Indonesia mencapai 3,7 juta ton, sedangkan produksi dalam negeri hanya 1,1 juta ton.

Presiden Joko Widodo saat meninjau tambak garam eks tanah Hak Guna Usaha (HGU), di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menegaskan, pihaknya ingin memastikan jika program produksi garam dalam negeri sudah dimulai secara bertahap. 

Ia memaparkan, wilayah Nusa Tenggara Timur, memiliki potensi tambak garam 21 ribu hektar. Misalnya, di Kupang ada 7 ribu hektar, tetapi baru 10 hektar yang sudah selesai dari target 600 hektar. "Masih jauh sekali,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan usai peninjauan.

Jokowi meyakini jika garam yang diproduksi di NTT, bukan hanya bisa diserap industri, tetapi jika diolah lagi bisa menjadi garam konsumsi. "Artinya ini ada potensi, tapi memerlukan investasi yang tidak sedikit," katanya.

Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe menegaskan, potensi area tambak di Kabupaten Kupang diyakininya mampu memenuhi kebutuhan garam nasional. 

"Ada banyak area garam yang ada di wilayah Kabupaten Kupang. Kalau diprediksi luas area tambak garam di sini bisa mencapai tujuh sampai 10 ribu hektare," katanya.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X