Unjuk rasa pecah usai seorang pria Palestina tewas ditembak tentara Israel di Tepi Barat, tempat konfrontasi antara pengunjuk rasa dan pasukan Israel selama berminggu-minggu, kata pejabat Palestina.
Dilansir dari Aljazeera, pria yang dibunuh tersebut bernama Shadi Omar Lotfi Salim (41), ditembak mati pada Selasa malam dekat desa Palestina, Beita, kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Wakil walikota Beita, Mussa Hamayel mengatakan bahwa tentara Israel membunuh pria itu saat kembali ke desa usai bekerja.
"Dia dibunuh secara kejam," kata wakil walikota.
Kantor berita lokal Palestina Maan mengatakan Salim tewas dalam penyergapan oleh tentara Israel di persimpangan desa.
Salim bertanggung jawab atas teknik air di kotamadya desa, dan menjadi orang Palestina ketujuh yang terbunuh sejak protes dimulai di Beita.
Atas insiden pembunuhan tersebut, tentara Israel merespon dengan mengeluarkan pernyataan bahwa ketika tentara Israel sedang berpatroli, mereka "melihat orang Palestina yang mencurigakan di daerah itu," di selatan Nablus.
"Orang Palestina itu maju dengan cepat menuju pasukan sambil memegang benda mencurigakan yang diidentifikasi sebagai batang besi di tangannya, pasukan yang berpatroli menghentikan tersangka mengikuti prosedur standar, termasuk menembakkan tembakan peringatan ke udara," kata tentara Israel pada sebuah pernyataan.
"Ketika tersangka terus maju, komandan pasukan menembak ke arah tersangka. Insiden itu akan diselidiki."
Protes di Beita terhadap tentara Israel pecah setelah berita pembunuhan Salim. Kelompok Bulan Sabit Merah mencatat sebanyak 106 warga Palestina cedera.
