Nadiem Makarim Sebut Kemampuan Bernalar Siswa Dilihat dari Metode Mengajar Guru

- Kamis, 7 Oktober 2021 | 21:21 WIB
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim saat meninjau Asesmen Nasional di Badung, Bali, Kamis (7/10/2021) (ANTARA/BKHM Kemendikbudristek)
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim saat meninjau Asesmen Nasional di Badung, Bali, Kamis (7/10/2021) (ANTARA/BKHM Kemendikbudristek)

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menyebutkan bahwa kemampuan bernalar dan menganalisis siswa bukan dilihat dari materi pelajaran, melainkan bagaimana metode guru dalam mengajar sehingga berkontribusi terhadap kemampuan siswa dalam bernalar dan menganalisis.

Nadiem menjelaskan bahwa semua guru mata pelajaran memiliki kontribusi, karena kemampuan literasi dan numerasi melekat di semua mata pelajaran.

"Jadi literasi itu bukan tentang mata pelajaran bahasa Indonesia. Numerasi bukan hanya tentang mata pelajaran matematika. Assesmen Kompetensi Minimum (AKM). mengukur kemampuan bernalar di bidang literasi dan numerasi, yaitu kemampuan menganalisis informasi, kemudian memecahkan permasalahan dengan logika," ujar Nadiem, Kamis (7/10) dikutip dari ANTARA

Hal itu adalah kompetensi minimum yang penting, dan guru berperan dalam itu semua. Guru berkontribusi terhadap kemampuan anak-anak bernalar, ujarnya.

Ia mengatakan, metode mengajar guru menjadi salah satu faktor penentu dalam mengembangkan kemampuan bernalar siswa, misalnya bagaimana anak-anak terbiasa memberikan opini di dalam kelas atau bagaimana mereka melakukan analisis. Metode mengajar yang aktif dan menarik akan mampu menciptakan kelas menjadi lebih hidup.

Baca juga: BNPB Benarkan 29 Atlet dan Ofisial Terpapar COVID-19 di PON XX Papua

"Kita mendorong ke arah itu. Jadi bukan soal mata pelajaran, tetapi kemampuan mendasar, yaitu kemampuan bernalar. Itu yang kita tes," katanya.

Di sekolah ini, Mendikbudristek juga memuji implementasi Peraturan Gubernur tentang mengenakan busana adat setiap hari Kamis. Bukan hanya pakaian adat Bali, tapi juga bisa dari daerah lainnya.

Hal tersebut dikatakan Mendikbudristek baik untuk menumbuhkan nilai-nilai kebinekaan, toleransi, dan nasionalisme.

Terkait hal itu, Nadiem menuturkan, Asesmen Nasional menjadi survei yang pertama kali menyetarakan nilai-nilai Pancasila, kebinekaan, dan akhlak, melalui pertanyaan-pertanyaan dalam survei.

Asesmen Nasional juga menjadi alat pertama untuk mengetahui tingkat toleransi yang hasilnya akan diberikan terbatas kepada kepala sekolah.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X