Terkait virus corona yang telah sampai di Indonesia dan telah menyebabkan sekurangnya 19 orang terinfeksi, di samping itu Staf Khusus Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, Dodik P Wijaya mengatakan sebanyak tiga persen desa mengalami kesulitan ekspor produk.
Keterangan itu disampaikan Dodik di Jakarta, Senin (9/3/2020) setelah situasi ekonomi global berdampak kurang lebih 3% dari total jumlah desa yang mengalami kesulitan.
“Dampak tidak langsung juga tetap ada di 16.747 desa atau 22 persen dari total desa yang memiliki banyak produk unggulan yang menghadapi beberapa kesulitan dalam mengekspor produk,” jelas Dodik.
Ia juga menjelaskan bahwa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah mewajibkan dana desa tahap satu yang telah dicaikan untuk digunakan sebagai program dengan sistem padat karya tunai. Sistem itu sendiri merupakan sebuah pemberian peluang kerja bagi pengangguran.
“Upah yang diterima oleh pekerja akan meningkatkan daya beli masyarakat dengan langsung meningkatkan konsumsi rumah tangga kumulatif dan mengurangi Rasio Gini di masyarakat,” lanjut dia.
“Ekonomi, tidak hanya di daerah perkotaan tetapi juga di desa atau daerah pedesaan, karena lebih dari 50 persen penduduk Indonesia tinggal di desa, situasi ekonomi desa memiliki dampak yang berarti bagi tingkat nasional,” terang Dodik.
Artikel Menarik Lainnya:
- Para Pelari Kenya Mendominasi Juara Borobudur Marathon 2019
- RSPI Sulianti Saroso: Pasien Baru Virus Corona Punya Riwayat ke Jepang
- Kondisi 10 Pasien Corona di RSPI Sulianti Saroso, Membaik dan Happy