Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2017, guru di Indonesia mendapatkan nilai rata-rata dibawah 70 sebagai standar skor minimum yang ditargetkan.
Business Development Manager pionir EduTech di Indonesia, Quipper, Ruth Ayu Hapsari mengatakan, penguasaan teknologi dan kekurangan guru saat ini masih menjadi polemik yang menyebabkan pendidikan di Indonesia masih jauh dari target yang diharapkan.
Terkait akselerasi pendidikan melalui teknologi, ia mengatakan, sejak 2015 telah memberikan pelatihan gratis bagi lebih dari 15.000 guru di lebih dari 1.000 sekolah yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
"Kami berharap hal tersebut dapat memberi kontribusi bagi akselerasi pendidikan lewat teknologi," ujarnnya dalam keteranganya, Sabtu (23/11).
Ia mengatakan, pihaknya, telah memperkenalkan guru dengan teknologi manajemen kelas digital atau Learning Management System (LMS) yaitu Quipper School, untuk melahirkan banyak guru-guru inspiratif.
"Dari tangan para guru kompeten yang penuh dedikasi, akan lahir generasi penerus bangsa yang dapat membawa Indonesia menjadi lebih maju," katanya.
Dalam pidato hari guru yang beredar di media sosial, Menteri Pendidikan Nadiem Makari, meminta para guru melakukan perubahan. Seperti, mengajak kelas berdiskusi bukan hanya mendengar, berikan kesempatan murid untuk mengajar di kelas.
Selain itu, meminta guru untuk cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas, temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri dan tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.
"Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak. Selamat Hari Guru," tulisnya dalam pidato peringatan Hari Guru.
