Ini Penjelasan LAPAN Terkait Hujan Meteor di Langit Indonesia

- Minggu, 5 Januari 2020 | 12:16 WIB
ilustrasi/pixabay/OpenClipart-Vectors
ilustrasi/pixabay/OpenClipart-Vectors

Sabtu (04/01), Indonesia di bombardir oleh hujan meteor Quadrantid. Ini adalah fenomena alam angkasa pertama yang terjadi di Indonesia.

Terkait dengan hal ini, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan bahwa hujan meteor itu terjadi karena Bumi berpapasan dengan benda angkasa yang lewat. Tak hanya itu, hujan meteor juga terjadi sebab ada debu dan batuan yang terbawa masuk ke Bumi.

Pertemuan benda angkasa ini membuat gesekan antara atmosfer bumi dengan meteroid yang datang dari luar Bumi.

-
ilustrasi/unsplash/Alan Chen

Benda-benda angkasa ini berpapasan dengan Bumi karena juga mengorbit ke Matahari. Benda ini juga habis terbakar dengan panas mencapai 1.650 derajat celcius ketika memasuki atmosfer. Proses pembakaran inilah yang dilihat manusia sebagai meteor jatuh.

"Gesekan ini mengakibatkan panas yang menghancurkan meteroid tersebut dan menghasilkan panas dan cahaya yang muncul dalam bentuk lintasan di langit. Biasanya peristiwa terbakarnya meteroid ini berlangsung pada ketinggian 70-100 km dari permukaan Bumi," ujar Peneliti LAPAN, Gunawan Admiranto.

Ia menambahkan, kadang ada satu periode di mana meteor muncul lebih sering dari biasanya. Lintasan hujan meteor ini terlihat seperti muncul dari satu daerah tertentu di langit, inilah yang menyebabkan namanya hujan meteor. Sedangkan titik meteor disebut dengan radiant.

-
ilustrasi/unsplash/Prokhor Minin

"Untuk memudahkan identifikasi pada peristiwa hujan meteor ini, titik radiant ini kemudian dikaitkan dengan rasi/konstelasi yang terdekat dengan titik tersebut," tambah Gunawan.

Gunawan mengungkapkan, para astronom telah mencatat peristiwa hujan meteor yang terjadi di tanggal-tanggal tertentu. Para astronom tersebut berasumsi bahwa hal itu berkaitan dengan orbit Bumi mengelilingi Matahari.

"Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa ini terjadi ketika Bumi melewati daerah yang ditempati debu komet atau asteroid, dan saat itu debu komet/asteroid tersebut memasuki atmosfer Bumi dan menghasilkan fenomena hujan meteor." sambung Gunawan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X