LIPI Temukan 10 Taksa Baru Burung, Salah Satunya Dinamai Habibie

- Kamis, 16 Januari 2020 | 18:27 WIB
Ilustrasi Rhipidura habibiei. (LIPI/Agus Priyono)
Ilustrasi Rhipidura habibiei. (LIPI/Agus Priyono)

Sebanyak 10 taksa baru burung ditemukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Biologi. Bekerja sama dengan National University of Singapore, survei dilakukan selama enam pekan di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.

Survei yang dilakukan pada akhir tahun 2013 hingga awal 2014 itu mengambil lokasi di Pulau Peleng di Kepulauan Banggai dan Pulau Batudaka di Kepulauan Togean (Sulawesi Tengah), serta Pulau Taliabu di Kepulauan Sula (Maluku Utara).

Sebanyak 10 taksa baru tersebut terdiri dari lima jenis baru dan lima anak jenis baru yaitu: Rhipidura habibiei sp.nov. (ditemukan di Pulau Peleng), Locustella portenta sp.nov. (Taliabu), Myzomela wahe sp.nov. (Taliabu), Phyllocopus suara merdu sp.nov. (Peleng), Phylloscopus emilsalimi sp.nov. (Taliabu), Phyllergates cuculatus sulanus subsp.nov. (Taliabu), Phyllergates cucullats relictus subsp.nov. (Peleng), Cyornis omissus omississimus subsp.nov. (Batudaka), Turdus poliocephalus sukahujan subsp.nov. (Taliabu), dan Ficedula hyperythra betinabiru subsp.nov. (Taliabu).

Hasil penemuan ini ditulis oleh Rheindt FE, Prawiradilaga DM, Ashari H, Suparno, Gwee CY, Lee GWX, Wu MY dan Ng NSR lalu dipublikasikan pada tanggal 9 Januari 2020 dalam jurnal Science Vol. 367, Issue 6474, pp. 167-170.

-
Phylloscopus emilsalimi. (LIPI/James A. Eaton)

Profesor Riset bidang zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Dewi Malia Prawiradilaga mengatakan penemuan 10 taksa baru dalam satu kali ekspedisi ini merupakan prestasi luar biasa dan sangat langka. Menurutnya, kondisi alam berupa laut dalam di sekitar pulau-pulau tersebut mendukung terjadinya proses pembentukan jenis atau dikenal dengan spesiasi.

“Baru terjadi lagi setelah lebih dari 100 tahun lalu pascaekspedisi yang dilakukan oleh Alfred R. Wallace,” ujar Dewi Malia dikutip dari siaran pers LIPI, Kamis (16/1/2020).

Dewi melanjutkan, dua jenis burung baru dianugerahkan kepada mendiang B.J Habibie dan tokoh cendekiawan Indonesia, Emil Salim.

“Hal ini merupakan  bentuk penghargaan terhadap jasa-jasa kedua tokoh penting tersebut yang sangat peduli terhadap lingkungan dan sangat perhatian terhadap masa depan bangsa,” ungkap Dewi.

Ia berharap nama besar kedua tokoh itu tetap abadi untuk menjamin kelestarian dan keberadaan kedua jenis burung tersebut di alam. Karena menurutnya, kelestarian burung di alam menjadi warisan yang bernilai tidak terhingga bagi generasi penerus bangsa.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X