Dikutip dari Reuters, kerusuhan sipil mulai meluas dan berkobar di Amerika Serikat (AS), pasca jam malam diberlakukan di beberapa kota besar AS pada Sabtu. Kala itu para demonstran turun ke jalan untuk melampiaskan kemarahan atas kematian seorang pria kulit hitam bernama George Floyd karena aksi seorang polisi Minneapolis.
Dari Los Angeles ke Miami ke Chicago, protes yang ditandai dengan teriakan 'Aku tidak bisa bernapas', demikian seruan yang menggema, dikutip dari kata-kata George Floyd ketika sekarat.
Gelombang protes itu sebenarnya dimulai dengan damai, sebelum para demonstran berbelok dan memblokir lalu lintas, membakar dan bentrok dengan polisi anti huru hara, beberapa gas air mata dan peluru plastik ditembakkan dalam upaya memulihkan ketertiban.
Pemandangan para pengunjuk rasa membanjiri jalan-jalan, memicu rasa krisis di Amerika Serikat setelah minggu-minggu terkurung akibat pandemi virus corona, yang telah menyebabkan jutaan orang di-PHK dari pekerjaan dan secara tidak proporsional memengaruhi komunitas minoritas.
Di ibu kota negara, ratusan demonstran berkumpul di dekat markas besar Departemen Kehakiman berteriak, "Kehidupan hitam itu penting". Para demonstran itu kemudian pindah ke Gedung Putih, di mana mereka berhadapan dengan polisi yang membawa perisai, beberapa sambil menunggang kuda.
Presiden Donald Trump sendiri pada hari Sabtu (30/5/2020) mengatakan bahwa jika pengunjuk rasa yang berkumpul malam sebelumnya di Lafayette Square, di seberang Gedung Putih, telah melanggar pagar, ia mengatakan bahwa 'mereka akan disambut dengan anjing-anjing yang paling ganas, dan senjata yang paling tidak menyenangkan, yang pernah saya lihat'.
Minnesota National Guard diaktifkan secara penuh untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia Kedua, setelah empat malam terjadi pembakaran, penjarahan dan perusakan di beberapa bagian Minneapolis, kota terbesar di negara bagian itu, dan ibu kotanya yang berdekatan, St. Paul.
Protes yang menyebar dengan cepat juga bertepatan dengan ketidakpuasan nasional yang mendalam terhadap claustrophobia sosial dan pembantaian ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi virus corona.
Dalam momen nyata bagi Miami pada hari Sabtu, sirene dan lampu polisi membanjiri lingkungan pusat kota ketika kembang api mulai berderak dan menggelegar di atas Teluk Biscayne untuk menghormati petugas kesehatan yang memerangi pandemi.
Ratusan polisi dengan pakaian anti huru hara mengerumuni daerah itu, mengancam akan menangkap siapa pun, termasuk media, yang pergi ke jalan-jalan.
Jam malam tersebut diberlakukan di beberapa kota besar diguncang oleh gangguan sipil dalam beberapa hari terakhir, termasuk Atlanta, Los Angeles, Philadelphia, Denver, Cincinnati, Portland, Oregon, dan Louisville, Kentucky. Protes juga berkobar pada hari Sabtu di Dallas, Chicago, Seattle, Salt Lake City dan Cleveland.
Dalam langkah luar biasa, Pentagon mengatakan pihaknya menempatkan unit militer dalam siaga empat jam untuk siap jika diminta oleh gubernur Minnesota untuk membantu menjaga perdamaian. Unit Garda Nasional juga dimobilisasi oleh gubernur Ohio, Missouri, Wisconsin dan Tennessee.
Jalan-jalan Minneapolis sebagian besar sepi pada hari Sabtu. Beberapa kendaraan National Guard lapis baja terlihat berjaga-jaga di kota dan otoritas kemudian menutup jalan raya utama yang masuk dan keluar dari Minneapolis-St. Paul.
Derek Chauvin sendiri, seorang polisi yang terlihat berlutut di leher Floyd, sebenarnya telah ditangkap atas tuduhan pembunuhan dalam kematian Floyd.
