Batik Diklaim Kerajinan Kuno Tiongkok, Pengrajin Batik: Nggak Takut, Batik Asli Indonesia

- Senin, 13 Juli 2020 | 16:49 WIB
Ilustrasi pengrajin Batik di Yogyakarta. (Unsplash/@camerale).
Ilustrasi pengrajin Batik di Yogyakarta. (Unsplash/@camerale).

Pemberitaan media Xinhua News yang menyatakan Batik berasal dari Tiongkok sontak menghebohkan publik di media sosial. Bahkan secara terbuka pemerintah Tiongkok menyatakan Batik merupakan kerajinan tangan yang berasal dari kelompok etnis yang berada di Guizhou dan Yunan.

Postingan berupa video tersebut juga menjelaskan proses pembuatan batik yang berupa lelehan lilin yang dipanaskan kemudian menggunakan alat kayu diukir di atas kain. Mereka menuliskan bahwa proses pembuatan batik kini telah berkembang di era modern dan diadaptasi oleh sejumlah negara.

Menanggapi hal tersebut Budi Darmawan selaku Humas Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) menyatakan tidak merasa khawatir sama sekali dengan isu tersebut.

"Sebagai pengrajin dan pecinta batik sebenarnya saya tidak takut apalagi khawatir dengan isu tersebut. Karena semenjak UNESCO menetapkan Batik sebagai warisan budaya asli dan tidak bisa diakui oleh negara manapun. Apalagi kata Batik merupakan bahasa Jawa sehingga kita seharusnya tidak perlu takut kehilangan," kata Budi Darmawan saat dihubungi Indozone, Senin (13/7/2020).

Sementara itu, hal yang lebih dikhawatirkan adalah kepedulian kaum muda Indonesia terhadap keberadaan Batik. Sebagai generasi muda sudah seharusnya kita melestarikan Batik. Misalnya memperkenalkan proses pembuatan batik, mengkreasikan tampilan batik yang bisa diterima oleh milenial.

Kerajinan tangan yang diklaim Tiongkok sebagai Batik sebenarnya serupa dengan Batik buatan Indonesia. Orang Tiongkok mengatakan membuat motif menggunakan teknik rintang warna dengan lilin yang dipanaskan. Namun, sebenarnya hal ini berbeda dengan teknik rintang warna yang menggunakan lilin asli Indonesia.

"Semua negara memiliki teknik rintang warna hanya saja medianya berbeda-beda. Kalau Batik asli menggunakan malam panas atau malam cair dan alatnya menggunakan canting. Bentuk canting terinspirasi dari contong yang merupakan teko. Sedangkan negara lain tidak memiliki contong. Maka meski serupa, tetap saja teknik rintang yang mereka klaim tidak bisa dikatakan sebagai Batik," pungkasnya.
 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X