Pemerintah telah resmi memulai proyek pembangunan 10 desa wisata di kawasan destinasi pariwisata Danau Toba, Sumatera Utara. Pembangunan itu dilakukan secara simbolis ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) toilet wisata dan pengelolaan persampahan.
Arie Prasetyo selaku Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) menyampaikan bahwa pengembangan 10 desa wisata itu merupakan pilot project (proyek percontohan).
"Jadi tadi ada groundbreaking pengembangan desa wisata yang ditandai dengan groundbreaking toilet wisata yang dapat CSR Pertamina dan juga pengelolaan persampahan dari Pegadaian," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa peletakan batu pertama dihadiri oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio.
Adapun 10 desa yang dipilih dalam proyek tersebut, yakni Kabupaten Humbang Hasundutan (tiga desa), Kabupaten Toba (empat desa) dan Kabupaten Tapanuli Utara (tiga desa).
Selain itu, pemerintah juga memberikan uang kerohiman senilai total Rp26 miliar bagi masyarakat yang terdampak proyek pengembangan pariwisata di lahan seluas 279 hektare.
"Uang kerohiman ini bukan ganti rugi lahan, yang diganti adalah ekonomi masyarakat yang terdampak karena pengembangan Danau Toba," kata Arie.