Didominasi Perang dan Jawa Sentris, KPAI Minta Kemdikbud Perbaiki Kurikulum Sejarah

- Senin, 21 September 2020 | 16:49 WIB
Ilustrasi belajar di sekolah. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Ilustrasi belajar di sekolah. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta agar mata pelajaran sejarah baik di jenjang SMA ataupun SMK tetap wajib diadakan. Kendati demikian juga mendorong adanya perbaikan-perbaikan.

Komisioner KPAI Retno Listyarti mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk memperbaiki kurikulum sejarah yang didominasi oleh perang dan kekerasan.

"Barangkali ini perlu diperbaiki agar generasi muda tidak salah menafsir seolah-olah sejarah bangsa kita penuh kekerasan sehingga nantinya dicontoh oleh generasi berikutnya," ucap Retno dalam keterangannya kepada Indozone, Senin (21/9/2020).

Retno mengkhawatirkan kalau generasi muda nantinya akan menyelesaikan masalah dengan kekerasan bukan dengan dialog. Padahal, ia menyebutkan pembelajaran sejarah sejatinya dapat menjadi instrumen strategis untuk membentuk identitas dan karakter generasi muda sebagai penerus bangsa.

Selain itu, Retno juga mengungkapkan bahwa perbaikan kurikulum juga dilakukan yang didominasi oleh sejarah Jawa. Menurutnya, sejarah-sejarah dari wilayah lain kurang diberikan tempat.

"Padahal daerahnya juga memiliki sejarah yang layak dipelajari anak bangsa ini," ungkapnya.

Terakhir, Retno mengkritik soal pembelajaran sejarah oleh para guru yang selama ini cenderung menghafal, bukan pemaknaan dan esensi nilai-nilai apa saja dari suatu peristiwa sejarah tersebut bagi perjalanan bangsa.

"Selama ini, pembelajaran sejarah cenderung membosakan bagi anak-anak karena hanya hafalan seputar apa kejadian, dimana kejadiannya, siapa saja tokoh sejarahnya, kapan terjadinya dan dimana kejadiannya," terang Retno.

"Bagaimananya dari peristiwa sejarah itu jarang digali dan didalami melalui dialog. Kalau hafalan, cenderung mudah dilupakan dan tidak dipahami makna suatu peristiwa sejarah," tutupnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X