Hujan Reda, Genangan Masih Kepung Jakarta

- Rabu, 1 Januari 2020 | 12:21 WIB
Petugas PPSU memberishkan sampah saat terjadi genangan banjir di Underpass Mampang-Kuningan, Jakarta, Rabu (1/1/2020). Banjir tersebut disebabkan karena tingginya intensitas hujan yang mengguyur sejak Selasa (31/12/2019). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc).
Petugas PPSU memberishkan sampah saat terjadi genangan banjir di Underpass Mampang-Kuningan, Jakarta, Rabu (1/1/2020). Banjir tersebut disebabkan karena tingginya intensitas hujan yang mengguyur sejak Selasa (31/12/2019). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc).

Hujan di wilayah DKI Jakarta sejak malam pergantian tahun, telah mereda mulai pukul 11.30 WIB. Tetapi genangan masih merajalela meski terdapat pula sejumlah lokasi yang sudah surut dan dapat dilalui kendaraan bermotor.

Informasi dari Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya, beberapa ruas yang masih tergenang diantaranya arus lalu lintas di Pintu 3 Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. 

Selain itu, banjir dan genangan air yang relatif tinggi masih terdapat di berbagai titik, seperti di depan Sekolah Tunas Muda, Meruya Ilir, Jakarta Barat.

Kawasan lainnya yang juga terendam banjir, adalah Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jalan Palem VIII, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Lalu, sari arah pasar darurat Cengkareng menuju arah RS PIK/sebaliknya genangan air di bawah kolong tol setinggi 90 centimeter (cm).

-
Petugas keamanan mendayung perahu karet saat banjir melanda Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Rabu (1/1/2020). Hujan deras yang mengguyur DKI Jakarta membuat sejumlah wilayah di Ibu Kota terendam banjir. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc).

Selain itu, Putaran Kolong BBC Jl Cakung Cilincing (Jakarta Utara) banjir setinggi 60 cm serta banjir menjelang lampu merah Mal Puri Indah, Jakarta Barat. Dan banjir 70-90 cm yang masih menggenangi wilayah Perumahan Sekretariat Negara Cempaka Putih.

Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna menyatakan, Pemerintah Provinsi Jakarta harus segera membenahi sistem drainase tata air termasuk memetakan berbagai titik yang berpotensi menimbulkan genangan air tinggi, hingga mengevakuasi warga yang terdampak bencana alam tersebut.

Saat ini wilayah DKI Jakarta tidak dirancang secara maksimal karena desain dari zaman kolonial tetapi masih belum terlalu diperbaharui di era milenial.

"Segera petakan titik-titik mana yang potensi genangannya paling tinggi," katanya dilansir Kantor Berita Antara, Rabu (1/1).

Jakarta, kata ia, termasuk yang lambat melakukan pembaharuan tata kota dalam hal drainase (urban renewal), seperti banyak jalan raya dan bangunan tinggi yang dibangun, tetapi drainasenya cenderung tidak diperbaharui secara maksimal.

"Belum lagi beberapa drainase yang ditutup untuk area parkir atau pelebaran jalan," ungkapnya. 

 

Artikel Menarik Lainnya:

 

 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X