Tinggalkan Polarisasi, Program Politik Persatuan di Pemilu 2024 Harus Dikedepankan

- Kamis, 11 Agustus 2022 | 19:57 WIB
Ilustrasi pemilu. (Antara News)
Ilustrasi pemilu. (Antara News)

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) memiliki tujuan untuk menjaga stabilitas politik di Indonesia menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Seperti ingin Pemilu dilaksanakan secara jujur dan adil, demokratis, serta tidak menggunakan isu-isu yang hanya memecah belah bangsa.

Mengenai hal tersebut, Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Aditya Perdana menyatakan, tuhuan KIB untuk menjaga stabilitas politik jelang Pemilu 2024 karena tidak ingin kejadian polarisasi pada Pemilu 2019 terulang kembali.

"Saya pikir alasan yang diungkap KIB itu koridornya sama bahwa stabilitas politik-sosial itu kita tidak menginginkan terulangnya kembali polarisasi politik atau politisasi identitas yang memang marak di 2019," kata Aditya di Jakarta, Kamis (11/8/2022).

Aditya berujar KIB sepatutnya menerjemahkan tekad dan semangat itu dalam wujud program dan kerangka kerja. Karena dalam menjaga stabilitas politik itu menjadi kepentingan bersama bagi seluruh anak bangsa yang terlibat dalam pesta demokrasi lima tahunan. 

Ia menekankan saam Pemilu yang jurdil dan demokratis harus diwujudkan bukan hanya kontestan, tapi juga penyelenggara dan pemilih. Semuanya benar-benar diajak untuk menjaga kesatuan dan persatuan.

"Jadi dalam koridor itu semua pihak yang ingin menjadi bagian dalam Pemilu 2024 punya kerangka yang sama," tuturnya.

Baca Juga: Siap-siap! Besok Partai Buruh Katanya Bakal ke KPU Sambil Bawa Massa 10.000 Orang

Angin Segar

Sementara itu, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago gagasan yang diusung oleh KIB menjadi angin segar bagi iklim demokrasi di Indonesia. Dia mengingatkan bagaimana dua pemilu sebelumnya yang menimbulkan polarisasi di masyarakat, bahkan sampai saat ini. 

“Kalau mencermati KIB punya misi agenda bagaimana pemilu kita tidak inklusi, liberal, persaingan yang tidak terlalu membuat luka tadi ini bagus, punya cita-cita, ini angin segar untuk demokrasi untuk kemajuan politik,” tutur Pangi.

Pangi berkata ada dua hal yang menyebabkan konflik dalam Pemilu, yaitu politik identitas dan buzzer politik. Di mana dua gelaran pemilu terdahulu, dua hal ini jadi senjata dan terbukti memecah masyarakat. 

Salah satu cara untuk mencegah terulangnya kejadian ini adalah dengan memiliki tiga Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Calon ketiga berfungsi untuk ‘memecah gelombang’, sehingga pemilu 2024 menjadi pesta demokrasi yang meriah untuk bangsa Indonesia. 

“Demi keutuhan bangsa, dan stabilitas politik baik, menurut saya dua calon musibah yang akan berulang, kita tidak belajar dari pengalaman kita? Apa kita kurang belajar? Bentangan dua pemilu kita belajar, agar tidak main main dengan politik identitas dan polarisasi,” tegas Pangi. 

Sebelumnya Ketua Umum partai Golkar Airlangga Hartarto menyatakan, bahwa partai yang tergabung di dalam KIB sepakat solid menyongsong Pemilu 2024. Dikatakan Airlangga, baik partai Golkar, PPP dan PAN sepakat untuk menghadirkan Pemilu yang demokratis, dan meninggalkan isu-isu primordial bisa ditinggalkan.

“Karena ini tidak pernah lebih penting lagi sekarang adalah politik kebersamaan politik persatuan dalam hal dunia sedang menghadapi ketidakpastian, satu hal yang kita bisa buat sendiri yaitu kepastian dalam berpolitik,” urainya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X