PWNU Ungkap Harmoni Antar Umat Beragama di Papua Karena Hal Ini

- Kamis, 19 Agustus 2021 | 11:33 WIB
Ketua PWNU Papua Toni Wanggai. (Youtube/NU Channel).
Ketua PWNU Papua Toni Wanggai. (Youtube/NU Channel).

Ketua PWNU Papua Toni Wanggai menyebutkan, kerukunan dan toleransi di Papua disebut telah ada sejak abad 15 melalui interaksi kerajaan Tidore, yakni dengan hubungan antar-umat beragama.

Hal itu diungkapkannya dalam webinar internasional bertajuk ‘Religions Education and the challenge of harmony In Papua-Indonesia and cape-town-South Africa: A comparison’.

Ia mengatakan hubungan Islam dan Kristen di Papua sangat harmonis sejak 200 tahun lalu. Sultan Tidore bahkan mengantar misionaris Kristen dari Jerman Otto dan Greisler di Papua pada 1855.

Menurut Anggota MRP (Majelis Rakyat Papua) tersebut pendekatan kultural atau budaya itu terus diwariskan melalui berbagai jalur, khususnya pendidikan. 

“Harmoni di pemerintahan Papua juga tergambar dalam istilah 1 tungku 3 batu. 3 batu merupakan perwakilan Islam, Kristen dan Katolik," ucap Toni dalam keterangannya kepada Indozone, Kamis (19/8/2021).

"Pembagian kekuasaan dilakukan seperti gubernur dari Kristen, wakil Muslim dan Sekda Katolik atau sebaliknya. Pendekatan kultural tersebut terus diwariskan,” tambahnya.

Baca Juga: Puan Minta Fraksi Beri Masukan Terkait RUU APBN 2022 Demi Penyelamatan Rakyat

Sementara itu, Antropolog Ikhsan Tanggok, menyebut toleransi dan harmoni di Papua terjadi dalam kehidupan sehari-hari termasuk di institusi pendidikan seperti sekolah dan universitas.

Ada tiga institusi pendidikan Islam yang memiliki peran penting dalam menciptakan harmoni dan toleransi di Papua, yaitu Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Yapis.

“Rakyat Fakfak Papua Barat juga memiliki filosofi yang diperkenalkan oleh leluhur mereka yaitu satu tungku tiga batu. Tungku adalah simbol kehidupan, tiga batu adalah simbol kamu, saya dan dia yang berbeda agama, etnis, status sosial dalam satu wadah persaudaraan,” terang Ikhsan.

Selain itu, simbol harmoni yang lain menurut Ikhsan adalah Masjid Patimburak, di Desa Patimburak, Fakfak, Papua Barat. Masjid itu dibangun Raja Pertuanan Wertuar pada 1870. Arsitektur masjid berupa kombinasi dari masjid dan gereja.

“Masjid ini dibangun oleh tiga kelompok agama, yaitu Islam, Katolik dan Protestan,” tandas guru besar UIN Jakarta tersebut.
 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X