Meski Ada Ancaman Sanksi dari AS, Rusia Tetap Pasok Rudal ke India

- Minggu, 14 November 2021 | 22:31 WIB
  Arsip. Prajurit Rusia duduk di kabin sistem pertahanan udara rudal S-400 di Moskow tengah, Rusia 29 April 2019. (photo/REUTERS/Tatyana Makeyeva/ilustrasi)
Arsip. Prajurit Rusia duduk di kabin sistem pertahanan udara rudal S-400 di Moskow tengah, Rusia 29 April 2019. (photo/REUTERS/Tatyana Makeyeva/ilustrasi)

Rusia mulai memasok India dengan sistem rudal pertahanan udara S-400, kata seorang pejabat militer Rusia seperti dikutip kantor berita Interfax.

Kiriman rudal tersebut membuat India berisiko terkena sanksi dari Amerika Serikat berdasarkan undang-undang AS pada 2017 yang menghalangi negara-negara membeli peralatan militer dari Rusia.

"Pasokan pertama telah dimulai," kata Interfax mengutip Dmitry Shugayev, kepala badan kerja sama militer Rusia, di pameran penerbangan di Dubai dikutip dari REUTERS..

Diketahui, unit pertama rudal S-400 akan tiba di India pada akhir tahun ini. Kesepakatan senilai 5,5 miliar dolar AS (Rp78 triliun) itu diteken pada 2018 untuk memasok sistem rudal jarak jauh dari darat ke udara.

Pihak pemerintahan India mengatakan rudal itu sangat diperlukan untuk menghadapi ancaman dari China.

India berisiko terkena sanksi keuangan dari AS berdasarkan Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA) yang menyebut Rusia, Korea Utara dan Iran sebagai musuh AS atas tindakan mereka pada Ukraina, mengganggu pemilu AS 2016 dan membantu Suriah.

Baca juga: 4 Cara Membuat Google Form di HP dan Laptop Tanpa Aplikasi, Praktis!

New Delhi mengatakan mereka memiliki kemitraan strategis baik dengan AS maupun Rusia, sementara Washington mengatakan India tidak akan dikecualikan dari CAATSA.

Tahun lalu AS menggunakan CAATSA untuk memberi sanksi pada Turki, sekutu mereka di NATO, karena membeli rudal S-400 dari Rusia.

Sanksi itu membidik badan pengadaan dan pengembangan pertahanan Turki, Presidency of Defence Industries.

Washington juga menghapus Turki dari program jet tempur siluman F-35, armada paling canggih dalam persenjataan AS, yang digunakan para anggota NATO dan sekutu AS lainnya.

Rusia mengatakan mereka telah menawarkan bantuan pada Turki untuk mengembangkan jet tempur canggih namun sejauh ini belum ada kesepakatan.

"Kami masih berada pada tahap negosiasi dalam proyek ini," kata Shugayev seperti dikutip kantor berita RIA, Minggu.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Polres Langkat Musnahkan Barbuk Ganja dan Sabu

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X