MPR Sebut Melawan Berita Bohong Adalah Bentuk Nasionalisme

- Senin, 6 Desember 2021 | 21:40 WIB
Ilustrasi berita bohong. (ANTARA/Ardika)
Ilustrasi berita bohong. (ANTARA/Ardika)

Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga Sekretariat Jenderal MPR, Budi Muliawan, mengatakan bahwa dengan melakukan perlawanan terhadap berita bohong dan hoaks merupakan bentuk nasionalisme.

“Saat ini, di media sosial, banyak berita bohong atau hoaks meski berita yang sesuai dengan fakta juga melimpah,” kata dia, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (06/12), seperti dilansir Antara.

Ia menjelaskan bahwa berita bohong yang beredar di sosial media dapat menimbulkan benih-benih permusuhan dan perpecahan bangsa. Oleh karena itu, melakukan perlawanan terhadap berita bohong dan hoaks merupakan bentuk nasionalisme yang dapat dilakukan oleh masyarakat pada masa kini.

Selain itu, ia juga mengatakan, bentuk nasionalisme lain yang dapat dilakukan oleh masyarakat masa kini adalah saling menolong orang, peduli sesama, dan melakukan gotong-royong.

“Membantu orang lain saat pandemi Covid-19 juga merupakan bentuk nasionalisme,” kata dia.

Lebih lanjut, menurutnya, nasionalisme sifatnya tidak monoton. Nasionalisme bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti revolusi industri yang terjadi pada tahun 1760-1850 berpengaruh besar terhadap perkembangan paham ini.

Revolusi industri menyebabkan terjadi perubahan besar-besaran pada berbagai bidang dengan dampak besar pada perubahan tatanan dunia. Perubahan ini berawal dari Inggris hingga menyebar ke seluruh benua dan negara lainnya. “Membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan manusia, seperti pada bidang sosial, budaya, dan ekonomi,” katanya.

Menurutnya, yang paling penting dalam paham nasionalisme adalah bagaimana nilai-nilai yang ada tidak hanya diucapkan, namun juga diimplementasikan.

Selain itu, ia mengatakan bahwa Nasionalisme yang diinginkan, adalah nasionalisme yang berdasarkan pada nilai-nilai yang disepakati oleh para pendiri bangsa, serta termuat dalam Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. “Bukan nasionalisme sempit,” katanya.

Maka dari itu, ia mengatakan bahwa bangsa Indonesia harus bersyukur karena memiliki Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X